Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menolong Itu Ibadah

7 Desember 2018   15:45 Diperbarui: 7 Desember 2018   16:16 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak yang memandangmu sebelah mata

Saat pengamen kau ajak bicara

Atau pengemis kau berikan jasa

Dan pemabok kau ajak berhenti dosa

Banyak yang memandangmu tak percaya

Saat sekumpulan anak bodoh berlari ke rumahmu

Dan belajar tentang matematika atau bahasa

Juga bahasa Jawa dan ragam wira usaha

Aku bahkan baru kali ini mendengarmu bercerita 

Ku duduk di pegangan kursimu

Berhimpitan denganmu , dengarkan keluhmu

Merangkai cerita dalam satu jam, setelah penat pekerjaan

Rambutmu panjang menjuntai, bibirmu merah merona

Tapi temanmu tak banyak yang melambai, semua macho

Mungkin karena 4 saudaramu pun semua lelaki perkasa

Teman mereka pun  temanmu juga, katamu bangga

Setiap langkahkmu dicurigai mata

Setiap lepasan senyumu dibawa prasangka

Katamu , engkau jengah oleh otak mereka yang error

Atau tak terbiasa melihat ke macho an dalam feminitasmu

Atau tertawa terbahak bersamamu, melihatmu tak henti bicara

Aku iyakan, sambil sesekali ku usap kepalamu

Kau ibarat adikku yang ke tiga

Atau anakku yang pertama

Akhirnya kau sampaikan

Seorang pemabok yang insyaf dan menyelesaikan sekolah

Seorang anak bodoh yang sukses mencari kerja

Seorang pengamen yang malu memintamu koin

Ada juga serombongan anak yang rela antri di teras

Dari sore sampai malam menjelang 

Hingga kau rela belajar nanti tengah malam

Karena waktumu habis untuk ladeni mereka yang lapar ilmu dan kebenaran

Aku tahu agama kita beda, tapi kita tak terkendala

Aku tahu kamu tak ada ikatan saudara,  tapi kita satu oleh kata

Aku mengerti kamu beroleh benci dari mereka, tapi aku disampingmu menyapa

Aku tahu menolong itu ibadah, walau keyakinan kita tak sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun