Mohon tunggu...
Agvira Putri
Agvira Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Saya merupakan mahasiswi aktif jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhamadiyah Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Literasi Digital dari Pengaruh Hoaks dalam Masyarakat

21 Mei 2022   10:00 Diperbarui: 21 Mei 2022   10:07 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial merupakan sarana situs internet bagi konsumen yang memudahkan para penggunanya untuk melakukan interaksi sosial maupun mempresentasikan dirinya secara online untuk menuangkan aspirasi, pendapat, informasi, berkomunikasi, dan banyak kegiatan lainnya. 

Media online yang sering digunakan yaitu Instagram, Tiktok, Youtube, Twitter, dan lain sebagainya. Di era teknologi seperti ini, masyarakat khususnya mahasiswa bebas menyampaikan pendapat atau opininya melalui media cetak maupun media online. Maraknya kebebasan penggunaan media sosial dapat menyebabkan terjadinya penyebaran hoaks atau berita palsu.

Hoaks merupakan informasi atau berita palsu yang disebarkan secara bebas di internet seperti media sosial dan blog. Tujuannya yaitu untuk menipu atau mengakali pembaca atau pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang digunakan untuk kepentingan pribadi. 

Banyak diantara masyarakat saat ini kesulitan untuk mengenali informasi hoaks yang beredar di media sosial dan keterbatasan informasi dalam menanggulangi dampak negative tersebut. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan diri sendiri dalam memverifikasi informasi.

Apa sebab hoaks menyebar dan begitu cepat mempengaruhi public?

Mengingat penyebaran hoaks sangat mengkhawatirkan, maka etika dalam dunia online perlu ditegaskan karena dunia online merupakan hal yang sudah dianggap penting bagi masyarakat luas. 

Penggunaan internet atau media sosial karena kebebasan berpendapat. Oleh karena itu, ketika sebuah informasi didapatkan di media sosial mereka cenderung tidak meneruskan informasi yang mereka terima. 

Jika menyebarkan informasi, maka kita sebagai generasi muda bangsa indonesaia harus mencari tahu terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut dan dari sumber-sumber yang lain supaya dapat mengetahui apakah informasi tersebut terdapat hoaks atau tidak. 

Berita hoaks seringkali menggunakan judul yang provokatif isinya pun dapat diambil dari berita media resmi, selain itu seringkali memperhatikan fakta atau sumber berita.

Fenomena hoaks yang terjadi di masyarakat menjadi suatu persoalan tersendiri namun memberikan dampak yang luas terhadap berbagai peristiwa yang terjadi. 

Hidup di era paska kebenaran menjadi suatu realitas yang sulit dihindarkan. Hoaks dengan dampak yang ditimbulkanya menjadikan suatu hal untuk memunculkan konflik kepentingan secara sosial, politik, agama, dan lain-lain. 

Oleh sebab itu, hal yang perlu diingat bahwa kebebasan informasi adalah dengan berbudaya dan beretika yang baik. Dalam menggunakan media sosial juga harus hati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menangkap informasi berita maupun sumber berita tersebut.

Pentingnya literasi digital dalam menanggulangi hoaks media sosial dalam masyarakat yaitu kemampuan untuk mempelajari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber media dan komunikasi untuk tujuan dan kegunaan yang positif. 

Mengingat derasnya arus informasi di media sosial menjadikan penggunanya harus berpikir kritis untuk menumbuhkan keterampilan literasi digital. Kemajuan dan ragam media komunikasi yang dimiliki oleh masyarakat menyebabkan masyarakat dan negara menghadapi efek hoax sebagai akibat perkembangan teknologi komunikasi yang tidak bisa dikontrol lagi.

Mengingat media sosial adalah media yang paling banyak dan sering digunakan dalam penyebaran hoax. Konten-konten yang disebar melalui media sosial dapat disampaikan oleh penggunanya tanpa penyaringan dari pihak ketiga, pemeriksaan fakta, ataupun penilaian editorial. 

Hoaks yang terjadi di media sosial atau media online baik itu dilakukan oleh journalist online atau masyarakat sendiri sebagai pelaku penyebarluasan berita bohong dan palsu. Hal-hal yang bersifat kebohongan public juga tidak dipernankan misalnya melakukan kecurangan, tidak jujut, termasuk menyampaikan promosi atau iklan palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun