Satria sama sekali tidak keberaan dengan julukan Krismuha, karena baginya perbedaan keyakinan tidak seharusnya menjadi tembok pemisah.
Agustinus lalu penasaran dengan PWMU.CO. Dia baru tahu bahwa website tersebut adalah media resmi milik PWM Jatim, yang diluncurkan pada tahun 2016.
"Saya dengar kontributornya ada ratusan, Pak. Apa betul mereka menulis almost everyday (hampir setiap hari)? Bagaimana bisa mengumpulkan sebanyak itu?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.
Keberadaan ratusan kontributor PWMU.CO memang tak lepas dari jaringan Muhammadiyah yang luas. Di setiap daerah, ada kader dan aktivis yang terbiasa menulis, berdakwah, dan berbagi cerita.
Mereka bukan sekadar penulis, melainkan bagian dari gerakan besar yang terbiasa bekerja bersama-sama.
Pertemuan siang itu membuat saya menyadari sesuatu: betapa dunia digital mampu mempertemukan dua orang dengan latar belakang yang sangat berbeda.
Saya seorang penulis di media dakwah, sementara Agustinus adalah pengusaha properti yang sibuk dengan proyek perumahan. Namun lewat sebuah artikel, jalan kami bersinggungan.
Agustinus mungkin awalnya hanya ingin tahu soal gaya menulis, soal angle yang ia anggap unik. Tetapi perbincangan kami merambat ke banyak hal. Soal komitmen membangun usaha, soal pentingnya komunitas, sampai bagaimana sebuah ide bisa memicu rasa penasaran dan masih banyak lagi
Di akhir pertemuan, kami sepakat untuk terus menjaga komunikasi. Siapa tahu, dari sebuah obrolan ringan di ruang lobi, bisa lahir kolaborasi-kolaborasi baru.
Kadang, hidup memang sederhana. Hanya lewat sebuah pesan WhatsApp, sebuah artikel yang kebetulan terbaca, lalu satu janji pertemuan, bisa membuka ruang-ruang cerita yang tak pernah kita duga sebelumnya. (agus wahyudi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI