Hari itu, Kamis (2/10/2024), layar ponsel saya berkedip. Dua kali panggilan suara masuk lewat WhatsApp, tetapi tidak sempat saya angkat. Beberapa saat kemudian, sebuah pesan singkat muncul.
"Selamat pagi," tulisnya ramah, disertai tautan dari PWMU.CO.
Pengirim pesan itu menambahkan keterangan bahwa ia baru saja membaca tulisan saya di PWMU.CO dan ingin menanyakan beberapa hal.
Saya pun membalas seperlunya, sekadar memastikan bahwa pesan itu benar-benar ditujukan kepada saya. Tak lama kemudian, ia memperkenalkan diri.
"Saya Agustinus. Sama-sama Agus, Pak. Kebetulan saya sedang berada di Siwalankerto. Nanti saya mampir ke Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di Kertomenanggal," ujarnya lewat WhatsApp.
Kantor PW Muhammadiyah memang tak jauh dari Jalan Siwalankerto. Hanya sekitar 1,5 kilometer.
Singkat kata, kami lalu sepakat bertemu di Kantor PW Muhammadiyah pada Jumat (3/10/2025). Sebelum pertemuan itu, ia sempat mengirim overview singkat tentang perusahaannya. Rupanya, Agustinus Kosassih, nama lengkapnya, adalah seorang pengusaha properti.
Sejak 2010, dia menekuni bidang pengembangan perumahan, bukan apartemen tinggi atau pusat pertokoan, melainkan hunian sederhana untuk keluarga muda.
Mayoritas pembeli rumahnya adalah keluarga yang baru pertama kali memiliki hunian. Mereka biasanya telah lama bermimpi, menabung bertahun-tahun, hingga akhirnya mampu membayar uang muka (down payment). Di situlah mereka datang ke proyek perumahan Agustinus, lalu memilih rumah impian mereka.
Yang menarik, Agustinus selalu memberi ruang kepada pembelinya. Mereka boleh ikut menentukan material bangunan, bahkan memilih sendiri tanggal peletakan batu pertama. Sebuah pendekatan personal yang jarang ditemui di dunia properti, yang umumnya serba kaku dan ditentukan sepihak oleh pengembang.