Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Yusuf Ekodono, Bomber Timnas, dan Penalti Emas

31 Desember 2020   23:50 Diperbarui: 28 Mei 2021   16:13 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Timnas SEA Games Manila 1991. 

Di final, Indonesia bertemu Thailand. Yusuf ikut bermain. Waktu itu, media-media memberitakan Thailand bakal bisa mengungguli Indonesia. Penampilan Timnas Indonesia dianggap tidak menjanjikan. Hasil uji coba jelek, main bola tidak cantik, dan tidak punya pola permainan yang bagus.

"Namun yang menjadi tekad kami saat itu adalah punya mental pemenang," tandas Yusuf.    

Pertandingan melawan Thailand berlangsung ketat. Thailand tampil agresif. Sementara Indonesia tampil lebih bertahan dan mengandalkan serangan balik. Hingga 90 menit skor belum berubah, masih 0-0. Di babak perpanjangan waktu juga sama.  

Dalam adu penalti, lima orang ditunjuk sebagai eksekutor penalti. Mereka, Ferril Raymond Hattu, Maman Suryaman, Yusuf Ekodono, Widodo C. Putro, dan Sudirman. Dari lima orang itu, tendangan Maman Suryaman dan Widodo C. Putro yang gagal membobol gawang lawan.

Cerita seru diungkapkan Yusuf. Sebagai penendang penalti ketiga, dia bukan hanya membuka harapan, tapi juga membuat jantung deg-degan. Pasalnya, Yusuf yang berjalan tenang menaruh posisi kuda-kuda satu langkah dari bola. Terdengar teriakan pelatih dari bench, "Yusuf mundur, mundur..."

Yusuf "mengacuhkan" teriakan itu. Dia menyakini dengan caranya menendang penalti. Dan, hanya dengan satu langkah, Yusuf bisa mengelabui penjaga gawang Thailand, Chaiyong.    

"Waktu nendang penalti itu saya tidak ada beban. Saya memang sering berlatih menendang penalti sendiri tanpa sepengatahan pelatih. Makanya, ketika ditunjuk, saya menyatakan siap," beber pria kelahiran 16 April 1967 itu.

Indonesia menang mendapat medali emas SEA Games Manila 1991. Hingga kini, rekor itu belum terpecahkan. Terakhir, Indonesia harus mengakui keuggulan Vietnam 0-3 di SEA Games Filipina 2019.

Novaldo Troy Putra, Fandi Eko Utomo, Yusuf Ekodono, Bayu Subo Seto.foto:beritalima.com
Novaldo Troy Putra, Fandi Eko Utomo, Yusuf Ekodono, Bayu Subo Seto.foto:beritalima.com

Melatih PS Hizbul Wathan

Tiga anak Yusuf Ekodono kini mengkuti jejaknya. Fandi Eko Utomo bermain di klub Liga 1 PSIS Semarang, Wahyu Subo Seto memerkuat klub Bhayangkara FC yang juga berlaga di Liga 1, dan Novaldo Troy Putra masuk skuad PS Hizbul Wathan (PSHW) yang berlaga di Liga 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun