Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Yusuf Ekodono, Bomber Timnas, dan Penalti Emas

31 Desember 2020   23:50 Diperbarui: 28 Mei 2021   16:13 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Timnas SEA Games Manila 1991. 

oke-yusuf-persebaya-5fedfc9a8ede486d060db202.jpg
oke-yusuf-persebaya-5fedfc9a8ede486d060db202.jpg
Rebut Piala Persija 

Yusuf Ekodono mulai bermain sepak bola sejak tahun 1975. Masa itu, dia masih berusia 8 tahun. Masih duduk di bangku sekolah dasar. Hampir tiap hari dia bermain sepak bola di kampung. Lebih sering cekeran (tanpa alas kaki).  

Yusuf kemudian bergabung dengan klub sepak bola Indonesia Muda (IM), tahun 1977. Latihannya di Lapangan PJKA Pacar Keling, Surabaya. Awal bergabung di IM, Yusuf dikenal pendiam dan pemalu. Beruntung, dia bisa cepat beradaptasi dengan teman-temannya.

Yusuf juga senang karena kedua orang tuanya mendukung cita-citanya menjadi pemain sepak bola. Masa itu, Yusuf rela membantu usaha ibunya di rumah dengan imbalan dibelikan sepatu bola yang bagus. Bagi Yusuf, dengan sepatu bola bagus, nyaman dipakai, dia bisa melakukan ball feeling dan menendang bola yang pas. 

Selama di IM, karir Yusuf terbilang moncer. Dia sering dipasang di game internal maupun melawan klub lain. Main sebagai striker. Hingga nama masuk line up IM untuk Kompetisi Internal Persebaya. Di kompetisi yang digelar secara periodik tersebut diikuti klub-klub tenar, di antaranya Assyabaab, Suryanaga, THOR, Sasana Bhakti, Putra Gelora, dan PSAD.

Nama Yusuf mulai melambung. Ini setelah IM berhasil menjadi juara Kompetisi Internal Persebaya dua kali berturut-turut, tahun 1978-1979. "Keberhasilan IM ini setelah 25 tahun tak pernah merenggut gelar juara," kenang Yusuf.

Kepiawaian Yusuf menggocek si kulit bundar akhirnya terpantau pelatih Persebaya. Tahun 1985, Yusuf terpilih mengikuti seleksi Persebaya junior. Seleksi tersebut diikuti puluhan pemain yang direkrut dari klub-klub anggota Persebaya.

Yusuf pun girang. Impiannya menjadi pemain Persebaya sebentar lagi akan menjadi kenyataan.  Namun, sehari menjelang seleksi, petaka menimpa. Yusuf mengalami kecelakaan. Dia ditabrak mobil saat berangkat latihan. Akibat peristiwa itu, Yusuf mengalami cedera. Tungkainya sakit. Sulit digerakkan. Dia terpaksa mengundurkan diri dari seleksi Persebaya junior dan memilih memulihkan cedera kakinya.

Selang beberapa bulan, Yusuf kembali dipanggil Persebaya junior. Di sana, dia membuktikan diri sebagai striker jempolan. Gol-gol cantik lahir dari kakinya. Dia juga piawai dalam memberikan assist. 

Setahun berikutnya, Yusuf dipanggil Persebaya. Namanya masuk skuad saat Persebaya menjadi runner-up Perserikatan 1986-1987 dan 1987-1988. Di usianya yang masih muda, Yusuf lebih banyak duduk di bangku cadangan. Karena Persebaya saat itu punya striker dengan julukan duet maut: Syamsul Arifin dan Mustaqim. 

Yusuf tak putus asa. Di tetap berlatih serius. Bahkan, dia menambah porsi latihan sendiri. Tahun 1998, Yusuf masuk skuad Persebaya untuk mengikuti kompetisi memperebutkan Piala Persija. Main di Stadion Utama Senayan (kini Stadion Utama Gelora Bung Karno). Ada 30 pemain yang terpilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun