Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gunting Dukun Bayi

12 Desember 2019   12:14 Diperbarui: 12 Desember 2019   18:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jenazah (iStockphoto)

Pengakuan Jubaidah, ketika itu Mbok Parli sempat menaruh uang logam di pusar bayi. Katanya, uang logam itu bisa mengatasi udel bodhong. Sudah berulangkali Mbok Parli melakukan cara itu. Hasilnya baik-baik saja.

Lettu Budi masih dengan petunjuk medical record di tangannya. Ia menjabarkan, bayi itu terdeteksi mengalami tetanus di pusarnya. Dugaan kuat karena benda tajam yang tidak steril.

Sesaat, polisi membuka kotak yang dibalut kain sarung. Kotak itu namanya Dukun Kit. Isinya, perban, tali pusat yang terbuat dari benang, alkohol, yodium/betadine, dan plester. Ada satu lagi, gunting yang terlihat tidak mengkilat.

"Benar ini milik. Mbok. Ini yang dipakai untuk persalinan?"

"Benar, Pak."

"Waktu memotong ari-ari bayi, Mbok pakai apa? Kecurigaan Lettu Budi makin kuat.

"Gunting, Pak."

"Gunting ini, kan?" desak Lettu Budi.

Mbok Parli pun terdiam. Bola matanya, lagi-lagi, melompat-lompat. Ia seakan berat berkata, kalau gunting itu dibawa polisi dari rumah. Gunting itu ditempatkan di keranjang. Ketika itu, Mbok Parli agar gugup gara-gara pisau yang biasa dipakai menggunting tali pusar tidak ia temukan dalam Dukun Kit. Jadinya, dia menyambar saja gunting yang sehari-hari dipakai untuk memotong barang-barang di warung kelontong miliknya.

Tiba-tiba mata Mbok Parli mendongak ke atas. Penglihatannya berkunang-kunang. Sesaat, dia pun roboh. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun