Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Doa Air Mineral

12 November 2019   19:07 Diperbarui: 13 November 2019   09:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:education.minecraft.net

Aku mengambil tempat di dekat parkiran yang agak remang. Kutoleh sekeliling. Memastikan tak ada orang yang melihat. Aku bersila lalu menengadahkan tangan. Kedua botol air mineral itu kutetakkan di depanku. Aku buka kemasan lalu tutup botolnya. Aku berdoa. Intinya, permohonan agar air ini bisa membantu menyembuhkan Pak Bara. Tanpa butuh waktu lama, kulekatkan kertas putih setelah kutis nama Pak Bara di kedua air mineral itu.

***

Bu Nina masih tidur berselonjor di sofa. Di samping ranjang Pak Barayang lelap tertidur diiringi napas agak berat. Selan infus masih menancap di lengannya.

Kutatap lekat-lekat wajah Pak Bara. Kulihat gurat-gurat ketuaannya yang makin kentara. Oh, dia bisa jadi serapuh ini. Kuraih tangan Pak Bara, kemudian kuremas. Terasa lembek dan dingin.

Aku tak kuasa membangunkan mereka. Kutaruh dua botol air mineral, yang sudah kudoai sendiri itu. Di atas meja yang dipenuhi tumpukan obat, cairan infus, dan beberapa roti dan biskuit yang belum dibuka kemasannya.

Aku melangkah pergi. Daun pintu kututup perlahan meski masih terdengar bunyi klekk.. 

Kepada beberapa perawat jaga kutitipkan pesan, telah kukirim air permintaan Bu Nina. Seorang perawat hanya mengangguk, lantas tersenyum.

Aku berjuang keras menghilangkan kekhawatiran, bila Pak Bara tahu air itu bukan dari Habid Usman, tapi dariku. Ya, dari doaku sendiri. Dalam tidur, di antara sadar dan tidak, aku bermimpi, Pak Bara tersenyum padaku. Dia kemudian acungkan dua ibu jari. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun