Pagi merambat datang saat
handphone-ku berdering. Sungguh menyebalkan. Kulirik layar dengan mata setengah terpejam. Ah, Bu Nina. Pasti ada yang genting. Sepagi ini ia nekat meneleponku. Tugas apa lagi, hatiku ngedumel. Kupaksa kuacuhkan. Aku kembali merapatkat selimut. Mencari posisi nyaman. Tubuhku kutepikan di sofa. Sebelum akhirnya kedua tangan kurekatkan lalu kutarik bersamaan. Aku beringsut. Hangat.
KEMBALI KE ARTIKEL