Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Doa Air Mineral

12 November 2019   19:07 Diperbarui: 13 November 2019   09:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:education.minecraft.net

Pagi merambat datang saat handphone-ku berdering. Sungguh menyebalkan. Kulirik layar dengan mata setengah terpejam. Ah, Bu Nina. Pasti ada yang genting. Sepagi ini ia nekat meneleponku. Tugas apa lagi, hatiku ngedumel. Kupaksa kuacuhkan. Aku kembali merapatkat selimut. Mencari posisi nyaman. Tubuhku kutepikan di sofa. Sebelum akhirnya kedua tangan kurekatkan lalu kutarik bersamaan. Aku beringsut. Hangat.

Tapi handphone-ku berdering lagi. Tanpa melihat layar, saya langsung tekan tombol jawab. Karena kuyakin dari Bu Nina. "Assalamualaikum. Ya, Bu."

Dari ujung telepon, suaranya terdengar gagap. Nadanya seperti amat kalut. Mungkin juga sehabis menangis. Aku hanya mendengar saja.

"Kamu harus segera ke sini, Dik. Cepetan, ya."

"Ada apa, Bu?"

Cepetan ya, kamu ke ruang 321. Masuk saja. Bilang kalau anak Pak Bara pada perawat yang jaga. Bapak kritis, Dik," suara Bu Nina masih terdengar berat lalu menutup handphone-nya.

Aku sontak tersadar. Sore tadi, Pak Bara dilarikan ke rumah sakit. Dia roboh saat berjalan menuruni tangga rumahnya. Jantungnya kambuh. Keterkejutanku berbuah cemas. Kini, jantungku ikut berdentum kencang.

Terakhir, kulihat Pak Bara hadir di rapat umum pemegang saham. Aku sempat mengantarkan dia. Menemui kliennya, seorang bule asal Norwegia, di hotel bintang em[at di dekat Bandara Internasional Juanda. Tawaranku mendampinginya sampai pulang dia tolak. Pak Bara tak ingin aku berlama-lama menganggur. Dia bilang, sebaiknya aku kembali ke kantor, ngurus kerjaan lain.

Kuambil jaket yang tersampir di meja. Bergegas aku ke areal parkir kantor. Di antara kelimpungan batin dan ketersadaran pikiran. Kunang-kunang masih berkelip di kedua kelopak mataku.

Kustarter mobil Cherokee putih, agak memaksa. Sebelumnya kulirik jam, sudah lewat pukul 02.10. Handphone-ku kembali berdering Nadanya agak lambat. Rupanya sebagai ada pesan masuk: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun