Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

...to President JOKOWI: JSOC Tuntaskan Mafia Migas

11 November 2014   21:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14156898761345488642

Pijakan penyiaran hanya pada resistensi dan akibat kenaikan, bukan pada bagaimana (How) tapi mengapa (Why) kenaikan bisa terjadi. That’s why what we call it Dumbest, Moronic, Idiotic, Pathetic, Unpatriotic, Demonic; These media full of Evildoers.

Dikarenakan tingkat kompleksitas dan bobot permasalahan dengan akibat tidak ringan, maka setiap kali pergantian presiden di negeri ini, setiap kali juga mereka gagal untuk memecahkan masalah mafia MiGas yang amat sangat mengganggu kestabilan harga dan stok nasional. Karena itu hanya ada satu jalan keluar, dengan cara memutus tambang yang sudah terlanjur membelit tubuh bangsa ini yaitu: “Presiden Jokowi harus membentuk unit khusus, dengan misi khusus, perintah pelaksanaan operasi dan taget khusus, hanya disetujui dan diputuskan olehnya.”

We sleep safe in our beds because rough men stand ready in the night

to visit violence on those who would do us harm.”

- George Orwell

JSOC dan unit DDos -“The Dirty Dozen Unit for Special Ops”.


Perlunya satuan khusus sangat mendesak apabila Presiden Jokowi benar-benar hendak meluluh lantakan mafia MiGas. JSOC (Joint Special Operation Command) secepatnya dibentuk dikomandoi oleh satu jendral yang akan bertanggung jawab langsung pada Presiden Jokowi. Mengapa harus dibentuk JSOC dan unit DDos terdiri dari orang-orang terbaik dari satuan khusus TNI, Polri, Badan Intelijen Strategis, dan Hacker handal...? Karena bukan tidak mungkin para mafia MiGas dan kaki tangannya sudah “mempersejatai diri” dan memiliki satuan pengamanan khusus sejak dulu.

Oleh karena yang dihadapi adalah masalah yang sangat luar biasa dan selalu menemui jalan buntu dalam pemecahannya, maka penangananpun harus Extra Ordinary. Dengan peralatan/perangkat, sarana/prasarana khusus, satuan ini dapat bekerja efektif, efisien, singkat, tuntas. Mafia MiGas tidak dapat ditangani dengan SOP formal normal, harus menggunakan special treatment.  Contoh: badan khusus sudah dibentuk dan sedang berjalan sampai saat ini, yaitu KPK. Badan ini dibentuk khusus untuk menghadapi Extraordinary Crime, terkait dengan korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik. Jadi unit khusus JSOC juga sah-sah saja dibentuk, untuk penanganan Extraordinary Crime dalam hal ini mafia MiGas, yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Dari segi banyak atau sedikitnya mafia MiGas tidak terlalu banyak orang terkait sebagai pelaku dan pengendali. Oleh sebab itu unit DDos di bentuk seefisien dan seefektif mungkin, unit ini akan melacak dan memburu para mafioso, bila terpaksa/diperlukan, penyusupan dilakukan kewilayah negara manapun.

JSOC akan melakukan koordinasi dengan biro-biro intelijen negara lain untuk memagari dan mengantisipasi pelarian, sementara penyusupan dilakukan oleh unit DDos ke negara yang sudah terdeteksi sebagai save haven. Kalau memang diperlukan, DDos bisa mengambil tindakan exstraordinary dengan melumpuhkan ditempat para mafia berada, tanpa meninggalkan jejak. Selain dari pada itu, JSOC akan bekerjasama dan berkoordinasi dengan  perusahaan asing yang bergerak di bidang MiGas di dalam negeri - dengan ancaman jika mereka tidak mau bekerjasama maka akan dibekukan atau di nasionalisasi -, faktanya merekapun terganggu oleh praktek mafia MiGas dan tidak bisa berbuat banyak, sebagian masyarakat bahkan menuduh perusahaan pengeboran asing berada di belakang mafia Migas.Unit ini akan melakukan sapu jagad diseluruh level penentu, yang terkait langsung atau tidak, baik dalam bentuk institusi formal atau mantan/pejabat publik ( Politisi, Ketua Partai, Alat negara, Aparatur negara, Mantan Presiden, Mantan Menteri, Kepala BUMN, Pengusaha swasta, Bankir dsb), Ormas dan NGO.

Memang konsep ini terasa seperti sebuah skenario cerita fiksi dari Holywood, atau mungkin akan ada yang menyamakan dengan tindakan kontroversial Petrus (Penembak Misterius; Pada tahun 1982/83). Sama sekali tidak dan jauh berbeda. Petrus berdalih demi keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, maka diambil tindakan tegas untuk melumpuhkan para bromocorah dan preman jalanan yang sudah sangat meresahkan. DDos hanya akan melakukan tindakan tegas khusus terhadap penjahat kerah putih (White Collar Crime) yang selama ini mendapatkan keistimewaan/kemewahan, kebebasan/keringanan hukuman, menjadi/dijadikan orang terhormat serta tokoh politik atau masyarakat; Mafia MiGas. Bukan para penjahat kelas teri (Blue Collar Crime).

"The individual is handicapped by coming face-to-face

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun