Berdiri tegak melindungi, menaungi dan menafkai.
Keringat menetes bersama semangat dan harapan.Â
Terlihat urat disekujur tangan dan kaki.Â
Guratan tipis dikening bermahkota putih menjadi saksi waktu yang berlalu.
Derai ombak, hembusan angin, badai petir tak dihiraukan.Â
Yang dipikirkan hanya setitik angan dan cita untuk orang yang menjadi naunganya.
Mendekap hangat, mengasihi dan mengajari
Sembilan bulan sepuluh hari tak berhenti menjaga buah hati.Â
Menyusui menyuapi tanpa harap budi.
Setiap lisannya itulah doa.Â
Setiap marahnya itulah sayangnya
 dan setiap tangisnya itulah neraka.Â
Tidak pernah mengeluh tak pernah meminta, yang terucap adalah doa.
Oh diri ini, tidakkah kau malu?Â
Sudahkah kau berbalas budi?Â
Pernahkah kau hitung berapa banyak airmata yang jatuh akibat sikapmu??