Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Menyukai menulis berbagai hal bermanfaat (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga sosok-sosok inspiratif)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Menang? Respon Luar Negeri dan Prediksi Masa Depan Indonesia oleh Media Asing

17 Februari 2024   14:04 Diperbarui: 18 Februari 2024   06:31 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber video Tribun Network (16/02/2024)

Menjelang 2 x 24 jam pasca pencoblosan dan hitung cepat atau quick count menuju 100%, hasilnya tetap mengunggulkan pasangan Prabowo-Gibran.

Pantauan penulis terhadap quick count enam lembaga survei hingga data masuk hampir mencapai 100% suara, Prabowo-Gibran masih unggul di kisaran 57-58% suara, menyusul Anies-Muhaimin di kisaran 25-26% dan terakhir Ganjar-Mahfud di kisaran 16-17%.

Hitung cepat ini tidak berbeda jauh dengan real count KPU hingga Jumat siang, dengan data masuk hampir 50%. Dengan demikian, jika selisih perolehan begitu besar antara pasangan 02 dengan dua kompetitor lainnya, maka hampir pasti pasangan Prabowo-Gibran akan didaulat sebagai pemenang. Meskipun terlalu dini untuk membuat spekulasi mereka menang satu putaran karena masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi yaitu sebaran kemenangan minimal setengah jumlah provinsi dengan kemenangan minimal 20% di setiap provinsi tersebut.

Seakan memastikan bahwa hasil quick count tidak akan berbeda jauh dengan real count KPU, deklarasi kemenangan Prabowo-Gibran telah digelar, bahkan lagi ada yang hangat karena Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyatakan akan sowan ke pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Selain itu, pasangan 01 dan 03 semakin dibuat salah tingkah dengan beredarnya di media sosial rancangan nama-nama kabinet, hingga hitung-hitungan dana makan siang gratis dan skema mendapatkan anggarannya yang tidak kecil. Hal ini seakan menjadi bukti "percaya diri" Prabowo-Gibran akan memenangkan Pilpres 2024. Meski demikian, sudah menjadi komsumsi publik di tanah air, meskipun berusaha dibendung, tetapi narasi adanya kecurangan terus menghangatkan iklim pasca Pilpres.


Meski demikian, penulis tidak berani mengomentari kecurangan yang dimaksud sebab tidak punya data tentang hal tersebut. Penulis hanya mampu mengamati apa yang terlihat di permukaan, di antaranya bagaimana respon luar negeri atas keunggulan Prabowo-Gibran termasuk komentar media asing.

Respon Luar Negeri hingga Membahas Kerja Sama

China diberitakan menjadi negara pertama yang menyambut baik keunggulan Prabowo-Gibran di quick count Pemilu 2024 yaitu hanya sehari pasca Pilpres 2024. China bahkan sudah menyatakan siap membuka lebih besar pintu kerja sama dengan pemerintahan baru di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Kamis, 15 Februari 2024 sebagaimana dikutip dari Kompas.com. Kementerian Luar Negeri China juga memberikan respon positif atas terselenggaranya Pemilu di Indonesia.

China yang sudah menganggap Indonesia sebagai tetangga karib menegaskan akan terus menjaga hubungan baik yang telah terjalin sejak satu dekade terakhir. Hubungan baik itu dibuktikan dengan kerja sama untuk mewujudkan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional. Sektor perdagangan dengan China pun telah mencapai 150 miliar dollar AS (sekitar Rp 2 kuadriliun). China juga menjadi sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia dengan 8,23 miliar dollar AS (sekitar Rp 1 kuadriliun).

Beberapa pemimpin negara juga sudah mengirimkan ucapan selamat. Hal ini sebagaimana pengakuan Prabowo Subianto seperti dilansir oleh Tribun Network (16/02/2024). Prabowo mengaku menerima ucapan selamat dari 5 pemimpin negara lain setelah dinyatakan unggul dalam versi quick count. Kelima pimpinan negara tersebut yakni Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese dan wakilnya, Richard Marles.

Selanjutnya dari Lee Hsien Loong (PM Singapura), Anwar Ibrahim (PM Malaysia), dan Ranil (Presiden Srilanka). Khusus Singapura, mereka bukan hanya memberi ucapan selamat, Sekretaris PM Singapura, Chang Li Lin menyatakan bahwa PM Lee Hsien Loong juga membahas hubungan bilateral. Chang juga mengungkapkan bahwa PM Lee dan Prabowo juga membahas kesepakatan tentang pentingnya area kerja sama. Lee juga disebut menghubungi Presiden Jokowi untuk memberi ucapan selamat atas pelaksanaan Pemilu yang lancar.

Prediksi Media Asing tentang Masa Depan Indonesia

Media asing terkenal, BBC pada Kamis (15/02/2024) mengingatkan Presiden Jokowi yang dinilai ikut berperan dalam keunggulan sementara Prabowo-Gibran harus berhati-hati. Hal ini berkaca pada pemilihan Presiden Filipina yang dimenangkan oleh Ferdinand Marcos yang menggandeng putri eks Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sebagai wakil presidennya pada Pemilu 2022. Namun dua tahun kemudian keluarga yang bersekutu pun mengalami perselisihan. Prabowo yang menjadi presiden bisa jadi menyadari bahwa ia tidak lagi membutuhkan dukungan pendahulunya.

Sementara itu, Reuters mempublikasikan penuturan pakar politik dari Australia National University, yang memprediksi bahwa aliansi Prabowo-Jokowi akan bertahan selama Prabowo punya kepentingan, sebab sebelumnya setelah dua kali kalah pada Pilpres sebelumnya, Prabowo condong kepada popularitas paham Widodoisme.

Kendati dalam kampanye, Prabowo sering menyampaikan akan melanjutkan program Jokowi, para analis menyatakan bahwa itu tak dapat menjadi jaminan. Namun jutaan orang memprediksi bahwa Jokowi akan menggunakan kuasanya melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka.

Berikutnya, The Japan Times Pakar Asia Tenggara di Institut Amerika Serikat menyatakan bahwa arah kebijakan luar negeri di bawah Prabowo akan menguntungkan secara ekonomi.

Selain itu kebijakan luar negeri di bawah Prabowo dinilai akan meningkatkan peran Indonesia di tatanan internasional. Sebagai mantan jenderal Prabowo dinilai akan berupaya untuk melanggengkan pendirian Jokowi dengan menjangkau berbagai pihak. Media ini juga memprediksi Prabowo akan meningkatkan kekuatan Indonesia secara lebih besar di Asia dan dunia.

Terakhir, The New York Times mengutip pernyataan mantan penasehat presiden tahun 2000-an Dewi Fortuna Anwar yang menilai bahwa Prabowo memiliki sikap dan prilaku tak menentu.

Menurut Dewi, Prabowo mungkin akan menunjukkan kredibiltas demokrasinya. Menurutnya, masa depan Indonesia sangat penting di mata dunia sebab dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki peran besar dalam geopolitik serta perubahan iklim dunia.

Demikian prediksi empat media asing tentang masa depan Indonesia terutama politik luar negeri Indonesia sebagaimana dirangkum dari video Kompas.com (16/02/2024). Selain keempat media di atas masih ada harian The Economist yang menurunkan berita berjudul "Apa yang Mengkhawatirkan dari Presiden Baru Indonesia?" Dalam laporannya, media ini mengulas maneuver-manuver yang dilakukan Capres Prabowo Subianto yang menang berdasarkan hasil quick count setelah mengikuti Pilpres sejak 2014, 2019 dan 2024. The Economist juga menjabarkan bahwa Prabowo adalah mantan jenderal kontroversial dengan sejarah HAM yang mengkhawatirkan. Itulah sebabnya, Prabowo pernah dilarang masuk Amerika Serikat. Media ini juga memprediksi jika benar Prabowo menjadi presiden maka bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia akan bergulat dengan ancaman berakhirnya era kebebasan mengkritik. Demikian dikutip dari Bisniscom (15/02/2024).

Jika dibandingkan beberapa prediksi media asing di atas, maka terjadi pro-kontra di antara mereka tentang harapan Indonesia di tangan Prabowo. BBC dan Reuters memberi pesan bahwa Prabowo Subianto bisa saja melepaskan diri dari pengaruh Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya. Sedangkan The Japan Times dan The New York Times lebih mengomentari masa depan politik luar negeri Indonesia yang diprediksi semakin kuat. Adapun The Economist justru mengkhawatirkan masa depan demokrasi Indonesia.

Tentu kita tak dapat berspekulasi manakah di antara prediksi media asing yang akan menjadi kenyataan, tetapi tidak ada salahnya prediksi mereka menjadi bahan literasi politik bagi kita. Sebagai warga negara tentu kita berharap yang terbaik dari puncak pimpinan negeri ini, yakni menjaga kehormatan bangsa dalam pergaulan internasional tetapi tetap menjaga iklim kondusif demokrasi di dalam negeri. Hal ini dapat kita kaitkan dengan dua pemimpin negara maju yang bukan lagi sekadar memberikan ucapan selamat tetapi sudah membicarakan hubungan bilateral atau kerja sama seperti China dan Singapura.

Kita bisa bayangkan begitu besar semangat kedua negara ini untuk membangun atau mengembangkan kerja sama. Mereka cukup menggunakan data quick count bahkan hanya sehari pasca Pilpres. Mereka merasa tak perlu menunggu hasil real count KPU tuntas, karena data per 16 Februari baru masuk sekitar 50 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun