Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Menang? Respon Luar Negeri dan Prediksi Masa Depan Indonesia oleh Media Asing

17 Februari 2024   14:04 Diperbarui: 18 Februari 2024   06:31 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber video Tribun Network (16/02/2024)

Beberapa pemimpin negara juga sudah mengirimkan ucapan selamat. Hal ini sebagaimana pengakuan Prabowo Subianto seperti dilansir oleh Tribun Network (16/02/2024). Prabowo mengaku menerima ucapan selamat dari 5 pemimpin negara lain setelah dinyatakan unggul dalam versi quick count. Kelima pimpinan negara tersebut yakni Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese dan wakilnya, Richard Marles.

Selanjutnya dari Lee Hsien Loong (PM Singapura), Anwar Ibrahim (PM Malaysia), dan Ranil (Presiden Srilanka). Khusus Singapura, mereka bukan hanya memberi ucapan selamat, Sekretaris PM Singapura, Chang Li Lin menyatakan bahwa PM Lee Hsien Loong juga membahas hubungan bilateral. Chang juga mengungkapkan bahwa PM Lee dan Prabowo juga membahas kesepakatan tentang pentingnya area kerja sama. Lee juga disebut menghubungi Presiden Jokowi untuk memberi ucapan selamat atas pelaksanaan Pemilu yang lancar.

Prediksi Media Asing tentang Masa Depan Indonesia

Media asing terkenal, BBC pada Kamis (15/02/2024) mengingatkan Presiden Jokowi yang dinilai ikut berperan dalam keunggulan sementara Prabowo-Gibran harus berhati-hati. Hal ini berkaca pada pemilihan Presiden Filipina yang dimenangkan oleh Ferdinand Marcos yang menggandeng putri eks Presiden Filipina, Rodrigo Duterte sebagai wakil presidennya pada Pemilu 2022. Namun dua tahun kemudian keluarga yang bersekutu pun mengalami perselisihan. Prabowo yang menjadi presiden bisa jadi menyadari bahwa ia tidak lagi membutuhkan dukungan pendahulunya.

Sementara itu, Reuters mempublikasikan penuturan pakar politik dari Australia National University, yang memprediksi bahwa aliansi Prabowo-Jokowi akan bertahan selama Prabowo punya kepentingan, sebab sebelumnya setelah dua kali kalah pada Pilpres sebelumnya, Prabowo condong kepada popularitas paham Widodoisme.

Kendati dalam kampanye, Prabowo sering menyampaikan akan melanjutkan program Jokowi, para analis menyatakan bahwa itu tak dapat menjadi jaminan. Namun jutaan orang memprediksi bahwa Jokowi akan menggunakan kuasanya melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka.

Berikutnya, The Japan Times Pakar Asia Tenggara di Institut Amerika Serikat menyatakan bahwa arah kebijakan luar negeri di bawah Prabowo akan menguntungkan secara ekonomi.

Selain itu kebijakan luar negeri di bawah Prabowo dinilai akan meningkatkan peran Indonesia di tatanan internasional. Sebagai mantan jenderal Prabowo dinilai akan berupaya untuk melanggengkan pendirian Jokowi dengan menjangkau berbagai pihak. Media ini juga memprediksi Prabowo akan meningkatkan kekuatan Indonesia secara lebih besar di Asia dan dunia.

Terakhir, The New York Times mengutip pernyataan mantan penasehat presiden tahun 2000-an Dewi Fortuna Anwar yang menilai bahwa Prabowo memiliki sikap dan prilaku tak menentu.

Menurut Dewi, Prabowo mungkin akan menunjukkan kredibiltas demokrasinya. Menurutnya, masa depan Indonesia sangat penting di mata dunia sebab dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki peran besar dalam geopolitik serta perubahan iklim dunia.

Demikian prediksi empat media asing tentang masa depan Indonesia terutama politik luar negeri Indonesia sebagaimana dirangkum dari video Kompas.com (16/02/2024). Selain keempat media di atas masih ada harian The Economist yang menurunkan berita berjudul "Apa yang Mengkhawatirkan dari Presiden Baru Indonesia?" Dalam laporannya, media ini mengulas maneuver-manuver yang dilakukan Capres Prabowo Subianto yang menang berdasarkan hasil quick count setelah mengikuti Pilpres sejak 2014, 2019 dan 2024. The Economist juga menjabarkan bahwa Prabowo adalah mantan jenderal kontroversial dengan sejarah HAM yang mengkhawatirkan. Itulah sebabnya, Prabowo pernah dilarang masuk Amerika Serikat. Media ini juga memprediksi jika benar Prabowo menjadi presiden maka bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia akan bergulat dengan ancaman berakhirnya era kebebasan mengkritik. Demikian dikutip dari Bisniscom (15/02/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun