Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Serunya Menunggu Ngarsa Dalem Melakukan Jejak Banon Pada Sekaten Taun Dal

4 September 2025   23:53 Diperbarui: 5 September 2025   10:22 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan HB X diiringi dua putri beliau (kebaya biru). (Dokumentasi Pribadii Meisha)

Tanggal 4 September 2025 selepas Isya... 

Saya buru-buru berangkat ke Plataran Masjid Gedhe Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Rupanya teman saya berkirim pesan WhatsApp. Mengabarkan kalau dirinya sudah di sana. Berdiri di tempat kami dahulu (setahun lalu) menunggu Ngarsa Dalem.

Begitu sampai di lokasi, saya mengerutkan kening. Kerumunan massa memenuhi seantero Plataran Masjid. Bagaimana caranya menjangkau teman saya itu? Susah membelah massa.

Akhirnya kami putuskan cari tempat nyaman masing-masing. Maksudnya nyaman untuk mengambil foto dan video, saat Ngarsa Dalem (Sultan HB X) tiba di Plataran Masjid Gedhe dilanjut menjalankan prosesi sebar udhik-udhik.

Alhasil, saya lagi-lagi merasa sendiri di tengah keramaian. Oke. Tak jadi soal. Itu cuma perasaan sesaat. Lagi pula, saya sudah terbiasa sendirian juga kok. Hehehe ... #MalahCurhat 

Namun, benar saja. Tak perlu berlama-lama saya merasa sendiri. Dengan kepiawaian tertentu, saya akhirnya bisa merangsek maju. Berhasil berdiri di zona nyaman yang saya ciptakan sendiri. Lalu berdiri dalam diam, tetapi sibuk mengamati sekitar.

Di kanan saya rupanya sepasang suami istri dari luar Jawa. Logat bahasa Indonesia mengindikasikan hal itu. Mereka pun bertanya ini dan itu terkait Sekaten kepada seorang bregada. Terutama tentang prosesi sebar udhik-udhik yang sedang kami nantikan.

Di belakang saya seorang bapak terdengar membujuk putri mungilnya agar bertahan, sampai Ngarsa Dalem tiba. Begitulah anak-anak. Pasti merasa lelah dan tak nyaman karena di tengah kerumunan dalam waktu lama. 

Di sebelah kiri saya ada seorang ibu yang asyik mengobrol dengan putrinya. Entahlah apa yang diobrolkan. Saya tak berhasrat nguping. 

Saya lebih tertarik mengamati bapak-bapak TNI yang berdiri menyebar di sekeling kami. Ternyata, oh, rupanya. Mereka banyak yang tak paham Sekaten juga. Bregada di sebelah kiri saya pun menjadi narasumber untuk memberikan informasi yang mereka tanyakan.

Bahkan, ada seorang bapak TNI yang minta tolong temannya untuk dipotret dengan bregada. Dalam hati saya berkomentar, "Untung ya Pak, malam ini bertugas mengamankan Ngarsa Dalem di acara Sekaten. Jadi bisa foto bareng bregada deh."

Pak TNI memotret temannya bersama bregada (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Pak TNI memotret temannya bersama bregada (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Wah, saya baru ingat. Malam ini cuma Pak TNI yang saya lihat. Tidak ada Pak Polisi. Why? Biasanya kedua elemen penting negara itu ada semua. Mungkinkah jadwalnya gantian besok saat Garebeg? Entahlah. Just wait and see.

Ngomong-ngomong, saya lelah berdiri sebab lama menunggu acara dimulai. Agak tersiksa bau asap rokok juga meskipun telah bermasker. Akan tetapi, seperti biasa tiap tahunnya saya memilih bertahan. Hidup adalah perjuangan dan seni untuk bertahan woiii...

Sudah repot-repot berjuang mendapatkan tempat di depan. Persis di belakang bregada supaya bisa memotret Ngarsa Dalem. Sudah pula rebutan dengan pengunjung lain. Masak iya saya menyerah begitu saja? Kalaupun pingsan, aman. Ada pasukan PMI dan Basarnas.

Pasukan PMI dan Basarnas (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Pasukan PMI dan Basarnas (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Syukurlah akhirnya Ngarsa Dalem segera tiba. Kemudian langsung sebar udhik-udhik di Pagongan Kidul dilanjut di Pagongan Lor. Sudah sah kegigihan saya bertahan. Sudah melihat Ngarsa Dalem di depan mata. Berarti sah nonton Sekatennya.

O, ya. Dari Pagongan Lor Ngarsa Dalem masuk masjid. Beliau hendak menyimak riwayat Nabi Muhammad Saw. Selama kurang lebih satu setengah jam. Nanti setelahnya baru melakukan Jejak Banon.

Alhasil sembari menunggu, saya manfaatkan waktu untuk mulai menulis artikel ini. Yang akhirnya baru bisa saya posting setelah di rumah jelang tengah malam. 'Kan rangkaian acaranya memang kelar sekitar pukul sebelas malam.

Sayang sekali saya tidak bisa merekam momen saat Ngarsa Dalem merobohkan banon (tembok bata) dengan kekuatan kaki beliau. Saya kalah cepat dengan orang-orang yang tinggi. 

Saya baru bisa agak mendekat setelah Ngarsa Dalem pulang. Lumayanlah bisa memotret regol selatan masjid yang kembali terbuka sebab tembok bata yang telah runtuh.

Tembok bata saat masih utuh siang tadi (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Tembok bata saat masih utuh siang tadi (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Gerbang yang kembali terbuka setelah tembok bata dirobohkan Ngarsa Dalem (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Gerbang yang kembali terbuka setelah tembok bata dirobohkan Ngarsa Dalem (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Saya mengamati bahwa makin malam pengunjung makin ramai. Baguslah, ya. Berarti Sekaten belum kehabisan pendar pesonanya. Terbukti, malam sebar udhik-udhik dilanjut Kondur Gongso dipenuhi pengunjung. Terlebih sekarang Sekaten Taun Dal yang ada Jejak Banon. Terjadinya sewindu sekali 'kan?

Nah. Apakah Anda tertarik juga untuk ikut di keramaian ini bersama saya? Wah. Sudah telat. Tunggu 8 tahun lagi, ya. Maka dari itu, besok pagi jangan sampai lupa untuk menyaksikan Garebegnya. Iya, besok. Tomorrow morning.

Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun