Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Respons Masyarakat, Situasi Malioboro, dan Kebijakan Pelonggaran Masker

19 Mei 2022   01:05 Diperbarui: 20 Mei 2022   03:15 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak apalah. Semoga pengumuman dari Pak Jokowi kemarin bikin mereka hepi. Semoga pula mereka tidak salah memahami isi Kebijakan Pelonggaran Masker tersebut. Dalam arti, tidak teledor dengan syarat dan ketentuan kapan boleh lepas maskernya.

Apa respons lainnya? Sungguh tak terduga. Ternyata, baik di dunia nyata maupun dunia maya, banyak yang satu perasaan dengan saya. 

Satu perasaan yang saya maksudkan adalah "sudah merasa nyaman memakai masker" saat beraktivitas di area publik.

Perlu diketahui bahwa saya memutuskan tak buru-buru lepas masker  bukan karena punya banyak stok masker. Justru stok masker kesehatan di rumah sedang menipis. Ini semata-mata soal kehati-hatian dan berdasarkan pertimbangan kesehatan.

Saya tahu dirilah. Sewaktu SD dulu pernah menderita flek paru. Walaupun telah dinyatakan sembuh puluhan tahun silam, saya tetap merasa butuh untuk berhati-hati. 

Lagi pula selama dua tahun lebih berdisiplin memakai masker, terbukti memberikan dampak baik bagi kesehatan saya.

Selain itu, ehem, saya merasa jauh lebih tjakep kalau memakai masker. Lebih estetik dan misterius gitu, deh. Hahaha!

SITUASI MALIOBORO PADA HARI PERTAMA BOLEH LEPAS MASKER

Presiden menyatakan boleh lepas masker jika beraktivitas di luar ruangan dan bukan dalam kondisi berkerumun.

Nah! Pernyataan itu menginspirasi saya untuk menengok Malioboro dan sekitarnya pada hari pertama berlakunya Kebijakan Pelonggaran Masker. Kebetulan lokasi tersebut sepelemparan batu saja dari tempat tinggal saya.

Saya penasaran, apakah orang-orang di situ tetap bermasker atau tidak. Ternyata, oh, rupanya, mayoritas masih bermasker. Takjub juga saya. Semula underestimate dan sempat merasa ke-GR-an kalau bakal bermasker sendirian di situ. Hahaha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun