Tak apalah. Semoga pengumuman dari Pak Jokowi kemarin bikin mereka hepi. Semoga pula mereka tidak salah memahami isi Kebijakan Pelonggaran Masker tersebut. Dalam arti, tidak teledor dengan syarat dan ketentuan kapan boleh lepas maskernya.
Apa respons lainnya? Sungguh tak terduga. Ternyata, baik di dunia nyata maupun dunia maya, banyak yang satu perasaan dengan saya.Â
Satu perasaan yang saya maksudkan adalah "sudah merasa nyaman memakai masker" saat beraktivitas di area publik.
Perlu diketahui bahwa saya memutuskan tak buru-buru lepas masker  bukan karena punya banyak stok masker. Justru stok masker kesehatan di rumah sedang menipis. Ini semata-mata soal kehati-hatian dan berdasarkan pertimbangan kesehatan.
Saya tahu dirilah. Sewaktu SD dulu pernah menderita flek paru. Walaupun telah dinyatakan sembuh puluhan tahun silam, saya tetap merasa butuh untuk berhati-hati.Â
Lagi pula selama dua tahun lebih berdisiplin memakai masker, terbukti memberikan dampak baik bagi kesehatan saya.
Selain itu, ehem, saya merasa jauh lebih tjakep kalau memakai masker. Lebih estetik dan misterius gitu, deh. Hahaha!
SITUASI MALIOBORO PADA HARI PERTAMA BOLEH LEPAS MASKER
Presiden menyatakan boleh lepas masker jika beraktivitas di luar ruangan dan bukan dalam kondisi berkerumun.
Nah! Pernyataan itu menginspirasi saya untuk menengok Malioboro dan sekitarnya pada hari pertama berlakunya Kebijakan Pelonggaran Masker. Kebetulan lokasi tersebut sepelemparan batu saja dari tempat tinggal saya.
Saya penasaran, apakah orang-orang di situ tetap bermasker atau tidak. Ternyata, oh, rupanya, mayoritas masih bermasker. Takjub juga saya. Semula underestimate dan sempat merasa ke-GR-an kalau bakal bermasker sendirian di situ. Hahaha!