Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emas dan Pegadaian: Mengemaskan Indonesia

18 September 2025   10:30 Diperbarui: 18 September 2025   10:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dibuat menggunakan AI 

Di setiap sudut kota, ada nama yang lama menjadi andalan jutaan masyarakat Indonesia: Pegadaian. Lebih dari sekadar perusahaan, Pegadaian adalah  pilar kokoh, tempat harapan bertemu dengan solusi. Selama lebih dari satu abad, Pegadaian membuktikan diri bukan hanya berbisnis, tetapi juga mengemban misi sosial mendalam. Slogan “Bersama Pegadaian Mengemaskan Indonesia” bukan janji semata, melainkan narasi nyata yang mengubah emas—simbol kekayaan—menjadi alat pemberdayaan.

Kisah Pegadaian dimulai jauh di masa lalu, tepatnya pada tahun 1901. Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Jawatan Pegadaian untuk mengatasi praktik rentenir yang mencekik rakyat. Saat itu, banyak masyarakat terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi demi bertahan hidup. Jawatan Pegadaian hadir sebagai oase, menawarkan layanan gadai aman, terpercaya, dan dengan bunga lebih terjangkau. Ini adalah langkah revolusioner, menandai dimulainya era baru di mana emas bisa menjadi penolong, bukan sumber penderitaan.

Seiring waktu, Pegadaian terus beradaptasi dan bertransformasi. Setelah kemerdekaan, lembaga ini diambil alih pemerintah Indonesia dan berkembang menjadi entitas finansial yang menyediakan beragam produk. Pada era modern, Pegadaian beralih status menjadi BUMN, memperkuat komitmennya memberikan kontribusi nyata bagi negara. Transformasi ini didukung data dan fakta yang menunjukkan bagaimana Pegadaian berhasil menyeimbangkan orientasi bisnis dan misi sosialnya.

Ekspansi dan Inovasi: Menciptakan Akses untuk Semua

Selama lebih dari satu abad, Pegadaian melakukan ekspansi luar biasa. Dari yang tadinya hanya beroperasi di kota-kota besar, kini gerai Pegadaian dapat ditemukan di hampir seluruh pelosok Indonesia. Tujuannya jelas: memastikan tidak ada masyarakat yang kesulitan mengakses layanan keuangan. Perluasan jaringan fisik ini menjadi fondasi kuat, menjangkau masyarakat pedesaan yang mungkin tidak punya akses ke perbankan formal.

Namun, ekspansi tidak berhenti di sana. Memahami bahwa dunia bergerak ke arah digital, Pegadaian meluncurkan aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS). Aplikasi ini memungkinkan nasabah melakukan berbagai transaksi secara online, mulai dari gadai, pembayaran angsuran, hingga investasi. Ini adalah langkah cerdas untuk merangkul generasi milenial dan Gen Z, memastikan layanan Pegadaian tetap relevan. Transformasi digital ini membuktikan Pegadaian mengemaskan Indonesia dengan cara modern, menghadirkan kemudahan dalam genggaman tangan.

Diversifikasi produk juga menjadi kunci keberhasilan Pegadaian. Selain layanan gadai konvensional, mereka memperkenalkan produk unggulan seperti:

  • Tabungan Emas: Produk ini memungkinkan siapa pun menabung emas mulai dari 0,01 gram. Ini mematahkan stigma bahwa investasi emas hanya untuk orang kaya. Melalui Tabungan Emas, Pegadaian mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang untuk mulai berinvestasi dan merencanakan masa depan mereka.

  • Kreasi dan Krasida: Kedua produk ini adalah pembiayaan khusus untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan jaminan emas atau aset lainnya, pelaku UMKM bisa mendapat modal kerja dengan syarat mudah dan proses cepat. Ini adalah dukungan nyata Pegadaian terhadap roda ekonomi rakyat.

Fakta dan Angka di Balik Cerita Kebaikan

Keberhasilan Pegadaian tidak hanya terasa di tingkat individu, tetapi juga tercermin dalam kinerja keuangan yang solid. Selama satu dekade terakhir, Pegadaian konsisten mencatat pertumbuhan laba signifikan. Laporan keuangan menunjukkan laba bersih perusahaan melonjak dari Rp 1,7 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 3,3 triliun pada tahun 2022. Peningkatan ini membuktikan efektivitas strategi bisnis dan kepercayaan masyarakat yang terus meningkat. Data ini didukung oleh laporan tahunan Pegadaian yang dapat diakses publik, menunjukkan transparansi perusahaan sebagai BUMN.

Aset Pegadaian didominasi oleh emas, baik dari jaminan gadai maupun investasi nasabah. Nilai aset ini terus bertumbuh, mencapai lebih dari Rp 70 triliun pada tahun 2022. Angka ini bukan sekadar laporan, melainkan cerminan jutaan kepercayaan masyarakat yang menitipkan aset berharga mereka. Emas ini menjadi tulang punggung likuiditas perusahaan, memastikan Pegadaian selalu siap memenuhi kebutuhan nasabah. Selain keuntungan, Pegadaian juga berkontribusi besar pada kas negara melalui dividen dan pajak, membuktikan bahwa sebuah BUMN bisa menyeimbangkan mencari keuntungan dan menjalankan tanggung jawab sosial.

Suara Hati Pelanggan: Kesaksian yang Tak Terlupakan

Kesuksesan sejati Pegadaian tidak terletak pada angka-angka di laporan keuangan, melainkan pada cerita-cerita personal dari para pelanggan setia Pegadaian.  Kami diantaranya. selama 3 generasi, keluarga kami menjadi pelanggan setia Pegadaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun