Pupus sudah harapan Garuda Muda sebutan bagi timnas Indonesia U-20 berkepak lebih tinggi di Piala Asia U-20 2025. Dua kekalahan beruntun yang diterima anak asuh Indra Sjafri, sudah cukup untuk menutup peluang itu.
Jangankan mimpi untuk tampil di Piala Dunia U-20, menapak babak perempat final saja sidah tidak mungkin. Satu laga tersisa hadapi Yaman, hanya sekedar upaya melepaskan diri dari posisi juru kunci.
Saat Indonesia kalah dari Iran, muncul komentar lucu dari Coach Justin. Coach ini mengatakan bahwa kekalahan itu bukan karena pelatihnya, tapi masalah tinggi badan, ujarnya.
Komentar ini pun langsung jadi bulan-bulanan netizen. Pasalnya, bagaimanapun juga pelatih punya peran sentral dalam sebuah pertandingan. Kalau pun harus kalah secara tinggi badan, tugas pelatihlah yang mencari solusi.
Nyatanya, saat berhadapan dengan Uzbekistan yang tidak terlalu tinggi, Garuda Muda pun kalah 1-3. Lalu apakah kita akan menggunakan lagi alasan tinggi badan, bukan kesalahann pelatih lagi?
Dalam laga tadi malam, sebenarnya permaianan Dony Tri dan kawan-kawan sudah cukup membaik. Mereka mampu mengkreasi permainan, tidak seperti saat berhadapan dengan Iran.
Namun tetap saja secara kualitas Uzbekistan di atas Garuda Muda. Mereka mampu mengoptimalkan semua kesempatan, termasuk skema umpan silang yang jadi PR tidak pernah selesai bagi pemain Indonesia.
Harus diakui bahwa kualitas Garuda Muda masih jauh di bawah 2 kontestan di grup C, Iran dan Uzbekistan. Enam gol yang bersarang di gawang Ikram sebagai buktinya.
Omongan Indra Syafri yang mengatakan sudah hapal dengan cara bermain Uzbekistan, terbukti omong kosong. Buktinya, Indra Syafri tidak mampu membuktikan omongannya.
Maka benar omongan Bung Kus bahwa pemusatan latihan yang lama dan serangkaian uji coba yang digelar itu mahal harganya. Hal ini dikaitkan dengan 2 hasil minor di laga awal tersebut.