Semenjak huruf bisa dibaca
sejatinya menjadilah indah bila diucap menjadi kata
semenjak kata dipelajari untuk dirangkai
sejatinyalah disitu banyak makna yang justru makin kabur tercerai
banyak diksi dipilih untuk dijadikan narasi
pembenaran atas tingkah salah bermuara kepentingan
banyak narasi dibangun untuk citra diri
penggambaran sosok suci yang layak diagungkan
diksi-diksi pembangun narasi
dibualkan untuk pembenaran
dipelintir untuk kepentingan
dan diksi-diksi itu hanya pembangun narasi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!