Aku ingat hampir tujuh purnama ini
menanti tangis manismu mengiring senyum syukur kami
hampir tujuh purnama itu pula ibumu menitikkan air mata
entah berapa kali aku mengusap dari pipi merahnya
dan kini, setelah hampir tujuh purnama berlalu
sikap nakalmu mulai menyiksa ibumu
itulah siksaan terindah yang dinanti ibumu
dan sebentar lagi, hadirmu akan menggantikan hadirku disisi ibumu
sayang...
kamulah jawaban doa-doa orang tuamu yang berlumur dosa
Tuhan mengirimmu untuk merekatkan hati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!