Mohon tunggu...
Agus M. Irkham
Agus M. Irkham Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Biografi

Lahir di Batang, Jawa Tengah. Penulis Biografi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

dKiat Menulis: aya Menggugah, Daya Isi, dan Daya Memahamkan

15 Oktober 2012   23:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saya mulai dari yang pertama: Daya Menggugah. Ada yang menyebut pula dengan istilah “Daya Ketuk”. Yaitu kemampuan suatu tulisan mengetuk, tidak saja pikiran, dan perasaan, tapi juga kesadaran.Dari mana munculnya daya menggugah ini? Satu saja yang menjadi jalan: kebeningan niat saat menulis. Tempatkanlah niat atau keberangkatan menulis sebagai ikhtiar kita untuk masuk ke dalam golongan yang disebut al-Qur’an sebagai generasi robbani. Yaitu generasi yang diserahi tanggung jawab oleh Allah untuk menyampai kitab-nya. Amar dan larangannya.

Maka menulis—termasuk menulis status di FB, nuwit di twitter— bukanlah dalam rangka kita bernarsis-narsis ria, alih-alih agar disebut lebih pintar atau paham tentang sesuatu, atau agar orang lain, dan menyanjung kita, bukan itu. Tempatkanlah tulisan-tulisan itu sebagai wujud undangan kita para pembaca untuk menyigi tulisan kita. Melalui uji publik tersebut, kita jadi tahu, suatu tulisan itu benar atau salah, bengkok atau lurus, bersih atau kotor, agung atau kerdil, mencerahkan, atau sebaliknya menggelapkan.

Saya sering mengatakan: Menulis adalah cara saya untuk mengetahui seberapa luas dan dalam tingkat kebodohan yang saya miliki.

Janganlah pernah menulis dengan semangat sedang memberi tahu, karena bisa membebani Anda. Dan beban itu bisa membuat Anda sulit menulis, karena terlalu banyak pretensi yang hendak dilekatkan. Tempatkan saja sebagai wujud sharing Anda atas beberapa hal yang Anda ketahui dan pahami. Menulis wujud lain dari proses belajar.Belajar mengenal diri, lingkungan, dan Tuhan.

Jabaran yang lebih praksis sebelum menulis, agar tulisan kita memiliki daya ketuk adalah dengan terlebih dahulu menjawab tiga pertanyaan penting ini. Yaitu (1)Mengapa menulis; (2)Mengapa “ini” harus ditulis; (3)Mengapa harus saya yang menuliskannya.

Berikutnya, saya akan masuk ke bagian kedua; Daya Isi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun