Film ini sarat aksi yang mendebarkan, namun di balik percikan darah dan ledakan, ada jiwa SISUÂ yang terasa begitu nyata: tentang keberanian untuk tidak menyerah, bahkan ketika dunia tampak menghancurkanmu.
Kini, kabar tentang SISU 2: Road to Revenge membawa semangat itu ke tingkat yang lebih dalam.
Jika film pertama berpusat pada bongkahan logam emas dan kelangsungan hidup, sekuelnya menghadirkan tema yang jauh lebih personal: harga diri dan martabat keluarga.
Inilah yang membuat saya begitu antusias.
Di film pertama, Aatami berjuang sendirian melawan ketidakadilan.
Namun di film kedua, taruhannya lebih besar: ia harus mempertahankan sesuatu yang tak ternilai, yang bahkan melampaui harta: kehormatan keluarganya.
Dari emas ke martabat, dari perjuangan individual ke tanggung jawab moral.
Perubahan tema ini adalah cermin dan catatan yang memperkuat bahwa pendidikan sejati juga bukan sekadar soal angka di atas kertas buku raport, tetapi tentang bagaimana kita membentuk generasi yang menjunjung martabat dan nilai luhur bangsanya.
Refleksi Bagi Kita di Indonesia
Lalu bagaimana dengan kita, Indonesia?
Bukankah kita juga memiliki semangat perjuangan dan kearifan lokal yang tak kalah hebat?
Dari keberanian Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan kolonialisme, kebijaksanaan Sumpah Palapa Gajah Mada, hingga nilai Gotong Royong yang telah menjadi perekat sosial bangsa kita.
Semua itu adalah SISU versi kita sendiri.
Sayangnya, sering kali nilai-nilai luhur ini hanya berhenti sebagai cerita dalam buku sejarah atau jargon upacara, tidak menjadi jiwa yang hidup dalam pendidikan maupun perilaku kita sehari-hari.
Jika Finlandia bisa membangun sistem pendidikan yang hebat seiring filosofi SISUÂ yang terus dihidupkan, bukankah kita juga bisa melakukan hal serupa dengan kearifan lokal kita sendiri?
Bayangkan jika anak-anak Indonesia tumbuh tidak sekadar dengan kecerdasan akademik, tetapi juga dengan jiwa heroik dan keberanian moral seperti yang diwariskan para pendahulu kita.
Itu akan menjadi kekuatan yang lebih besar daripada sekadar peringkat dalam survei internasional.
Penutup
Kabar bahwa SISU 2Â akan segera tayang, membuat saya antusias. Sebagai penikmat film, sekaligus sebagai warga bangsa yang percaya bahwa cerita dan budaya memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita memandang pendidikan dan peradaban.
Film ini menjadi momen refleksi: kita tidak harus meniru Finlandia secara membabi buta, tetapi bisa menghidupkan semangat lokal kita sendiri sebagai sumber inspirasi.