Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"SISU 2" Segera Tayang, Saatnya Kita Menghidupkan Semangat Lokal

21 September 2025   20:23 Diperbarui: 21 September 2025   20:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster resmi film SISU 2: Road to Revenge yang akan rilis Oktober 2025 di Finlandia dan November 2025 secara global. (Sumber: IMDb)

Pembukaan 

Kabar gembira datang bagi para penggemar film aksi penuh adrenalin. Setelah sukses besar dengan film pertamanya pada 2023, SISU 2: Road to Revenge dipastikan segera tayang.
Film ini dijadwalkan rilis lebih awal di Finlandia pada 22 Oktober 2025, lalu diikuti perilisan global termasuk Amerika Serikat pada 21 November 2025.

Bagi saya pribadi, ini adalah momen yang tak boleh dilewatkan. Bagaimana tidak, kali ini veteran perang Aatami Korpi kembali bukan hanya untuk bertahan hidup dalam mempertahankan emas seperti di film pertama, melainkan untuk mempertaruhkan harga diri dan martabat keluarganya.

Saya jarang menulis tentang film, namun SISU berbeda. Ia bukan sekadar film aksi dengan ledakan dan perkelahian. Di balik cerita yang brutal dan penuh darah, ada falsafah hidup yang dalam, berakar dari budaya Finlandia negara yang dikenal memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.

Kabar tentang sekuelnya lagi-lagi membuat saya kembali merenung: Mungkinkah Indonesia juga bisa menghidupkan nilai-nilai luhur dan semangat lokal kita sendiri, disamping sebagai tontonan layar lebar sekaligus memperkuat pendidikan dan karakter bangsa?

Filosofi SISU dan Film

Di Finlandia, SISU adalah filosofi hidup yang sudah mengakar dalam budaya mereka selama ratusan tahun.
SISU menggambarkan kekuatan batin yang tak tergoyahkan, semacam dorongan terakhir untuk terus melangkah maju ketika segala harapan tampak sirna.

Bagi bangsa Finlandia SISU adalah napas perjuangan. Baik di medan perang, kehidupan sehari-hari, hingga pembangunan negara. Filosofi ini sudah mendarah daging serta ditanamkan dalam pendidikan dan karakter bangsa sejak dini.

Mungkin inilah salah satu rahasia mengapa Finlandia, sebuah negara kecil di ujung Eropa, bisa menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

Film SISU pertama pada 2023 berhasil memvisualisasikan semangat ini dalam sosok Aatami Korpi, seorang veteran perang yang memilih hidup menyendiri sebagai pemburu emas. Ketika sekelompok tentara Nazi merampas emasnya, Aatami bangkit melawan dengan kegigihan yang mewakili semangat SISU.

Film ini sarat aksi yang mendebarkan, namun di balik percikan darah dan ledakan, ada jiwa SISU yang terasa begitu nyata: tentang keberanian untuk tidak menyerah, bahkan ketika dunia tampak menghancurkanmu.

Kini, kabar tentang SISU 2: Road to Revenge membawa semangat itu ke tingkat yang lebih dalam.
Jika film pertama berpusat pada bongkahan logam emas dan kelangsungan hidup, sekuelnya menghadirkan tema yang jauh lebih personal: harga diri dan martabat keluarga.
Inilah yang membuat saya begitu antusias.
Di film pertama, Aatami berjuang sendirian melawan ketidakadilan.
Namun di film kedua, taruhannya lebih besar: ia harus mempertahankan sesuatu yang tak ternilai, yang bahkan melampaui harta: kehormatan keluarganya.

Dari emas ke martabat, dari perjuangan individual ke tanggung jawab moral.
Perubahan tema ini adalah cermin dan catatan yang memperkuat bahwa pendidikan sejati juga bukan sekadar soal angka di atas kertas buku raport, tetapi tentang bagaimana kita membentuk generasi yang menjunjung martabat dan nilai luhur bangsanya.

Refleksi Bagi Kita di Indonesia

Lalu bagaimana dengan kita, Indonesia?
Bukankah kita juga memiliki semangat perjuangan dan kearifan lokal yang tak kalah hebat?
Dari keberanian Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan kolonialisme, kebijaksanaan Sumpah Palapa Gajah Mada, hingga nilai Gotong Royong yang telah menjadi perekat sosial bangsa kita.

Semua itu adalah SISU versi kita sendiri.
Sayangnya, sering kali nilai-nilai luhur ini hanya berhenti sebagai cerita dalam buku sejarah atau jargon upacara, tidak menjadi jiwa yang hidup dalam pendidikan maupun perilaku kita sehari-hari.

Jika Finlandia bisa membangun sistem pendidikan yang hebat seiring filosofi SISU yang terus dihidupkan, bukankah kita juga bisa melakukan hal serupa dengan kearifan lokal kita sendiri?

Bayangkan jika anak-anak Indonesia tumbuh tidak sekadar dengan kecerdasan akademik, tetapi juga dengan jiwa heroik dan keberanian moral seperti yang diwariskan para pendahulu kita.
Itu akan menjadi kekuatan yang lebih besar daripada sekadar peringkat dalam survei internasional.

Penutup

Kabar bahwa SISU 2 akan segera tayang, membuat saya antusias. Sebagai penikmat film, sekaligus sebagai warga bangsa yang percaya bahwa cerita dan budaya memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita memandang pendidikan dan peradaban.

Film ini menjadi momen refleksi: kita tidak harus meniru Finlandia secara membabi buta, tetapi bisa menghidupkan semangat lokal kita sendiri sebagai sumber inspirasi.

Seperti Aatami Korpi yang berjuang mempertahankan martabat keluarganya, kita pun harus berjuang menjaga martabat bangsa melalui pendidikan yang berakar pada kearifan lokal.

Jika Finlandia punya SISU, kita pun punya semangat yang tak kalah besar.
Pertanyaannya bukan apakah kita memilikinya, tetapi apakah kita mampu menghidupkannya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun