Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naik Bus Kota, Peluh, dan "Act of Kindness" di Transportasi Umum

28 Agustus 2025   21:05 Diperbarui: 28 Agustus 2025   21:05 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi di dalam bus transjakarta, Jakarta Selatan pada Selasa (17/1/2023) sore. (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi)

Tentu saya juga melihat ada segelintir orang yang pura-pura sibuk, pura-pura tidur, atau sengaja menatap ke arah lain ketika ada penumpang lansia masuk. Tapi itu urusan hati masing-masing. Bagi saya, sikap di kendaraan umum sudah seharusnya bisa jadi cermin bagaimana seseorang menjalani kesehariannya.

Dari Masa Lalu ke Masa Kini

Kini suasana transportasi umum memang berbeda jauh. Bus kota mulai berkurang, digantikan TransJakarta, KRL, MRT, atau LRT yang lebih modern, berpendingin, dan tertib. Tidak lagi sebising dulu, tidak sepadat bus kota yang diceritakan Ahmad Albar.

Namun, tantangan baru muncul: perhatian orang kini banyak tersedot ke layar ponsel. Banyak yang asyik dengan musik, gim, atau media sosial sehingga tidak lagi peka dengan sekitar. Padahal, ruang-ruang empati tetap ada: kursi prioritas, jalur khusus, hingga pengumuman yang selalu mengingatkan agar mendahulukan yang membutuhkan.

Pertanyaannya: apakah budaya empati masih kuat? Atau justru perlahan terkikis oleh individualisme dan distraksi layar?

Kebaikan yang Tak Pernah Usang

Bagi saya, act of kindness di transportasi umum adalah sebuah jalan untuk melakukan amal kebaikan. Tidak perlu menunggu momen heroik untuk bisa peduli. Kadang, berdiri beberapa kilometer perjalanan sambil berpegangan pada besi pegangan, demi seorang ibu hamil bisa duduk dengan aman, sudah cukup berarti.

Itulah nilai yang sebaiknya tidak hilang, meskipun zaman berubah. Karena kalau di bangku kendaraan umum saja kita bisa belajar saling peduli, terlebih dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Penutup

Setiap kali mengingat lagu Naik Bus Kota, yang bercerita tentang sesaknya perjalanan, tentang peluh, tentang susahnya jadi orang kecil. Di balik itu, ada kesempatan untuk berbuat kebaikan kecil.

Meski sering dianggap sepele, kebaikan kecil itu adalah fondasi dari budaya kepedulian yang lebih besar. Jadi, lain kali ketika kita naik transportasi umum, mari bertanya pada diri sendiri: apakah kita sudah memberi ruang bagi orang lain, sekecil apa pun itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun