Dua Dekade Mengabdi, Sebuah Penantian yang Tertunda
Dua puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Selama itu, Pak Abdulloh (bukan nama sebenarnya) telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik generasi bangsa sebagai seorang guru honorer.Â
Pak Abdulloh sama-sama mengajar dengan saya di sekolah yang sama, puji syukur saya diangkat ASN melalui seleksi K2 dan lulus jadi ASN PNS tahun 2014. Kami sama-sama menjadi guru honorer selama puluhan tahun, tapi nasib kami berbeda. Pak Abdulloh harus menunggu kesempatan berikutnya untuk menjadi ASN.
Meski dengan honor yang jauh dari kata cukup, Pak Abduloh tetap menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan. Baginya, mengajar adalah panggilan jiwa.
Tahun demi tahun berlalu, Pak Abdulloh tetap bertahan, meskipun berkali-kali mendengar janji manis tentang pengangkatan guru honorer yang tak kunjung terwujud. Hingga akhirnya, kesempatan itu datang. Pemerintah membuka seleksi ASN PPPK, dan Pak Abdulloh mendaftarkan dirinya dengan penuh harapan.
Perjuangan Menuju ASN PPPK
Saat mengikuti seleksi, ia mempersiapkan diri dengan matang. Setiap malam ia belajar mengerjakan latihan soal, dan berdiskusi dengan rekan-rekan sesama guru honorer. Ketika hari ujian tiba, dengan penuh keyakinan ia mengerahkan segala kemampuannya.
Waktu berlalu, hingga tibalah masa pengumuman. Sempat ditunda beberapa hari, akhirnya pengumuman itu keluar. Dengan jantung berdebar, Pak Abdulloh membuka situs resmi. Nama dan Nomor Peserta Ujian yang tertera di sana membuat matanya berkaca-kaca, ia dinyatakan LULUS! Rasa syukur tak henti ia panjatkan. Perjuangan panjangnya selama dua dekade akhirnya membuahkan hasil.
Kebahagiaan yang Tertahan
Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Saat hendak mengisi kelengkapan administrasi, tiba-tiba situs resmi yang digunakan tidak aktif. Ia mencoba berulang kali, tetapi hasilnya tetap sama. Kabar mulai beredar, pemerintah menunda pengangkatan ASN PPPK.