Mohon tunggu...
Agus Susanto
Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Instruktur Komputer Facebook : facebook.com/agusmaxi. Twitter : @aguscedar. Instagram : @aguscedar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa

14 November 2020   13:43 Diperbarui: 14 November 2020   13:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari itu Anto berulang tahun yang ke 40. Teman-teman satu kantor berinisiatif untuk merayakannya. Sebenarnya Anto sendiri bukan tipe orang yang suka merayakan hari khusus, ulang tahun misalnya, tapi karena yang punya inisiatif adalah teman-temannya maka tidak enak jika menolaknya.


Sampailah dipenghujung acara dimana Anto harus memberikan sambutan dihari ultahnya tersebut. Setelah memberikan salam, satu persatu orang yang di ruangan disebut. Dengan suara yang setengah parau, tetiba saja butir-butir airmata berjatuhan.


"Teman-teman kalian semua adalah orang yang sangat baik, aku sangat bahagia hari ini masih bisa berkumpul dengan kalian semua, itu adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepedaku"


Dengan terbata-bata Anto melanjutkan kalimatnya.
"Saya berterima kasih atas semua doa yang kalian ucapkan kepada saya, mendoakan saya sehat, karirnya lancar, diberi umur panjang dan sukses dalam segala hal"


Anto tetiba saja berhenti, dia mengambil tisu di atas meja dan mengusap matanya yang sembab karena menangis haru. Dan penuh keharuan dia lanjutkan kalimat yang sempat terpotong


"Tapi kalau boleh aku minta satu hal untuk dilakukan, apakah anda bersedia?"  seisi ruangan mengangguk tanda setuju


"Aku ingin jika aku mati nanti, anda semua bersedia bersaksi bahwa aku adalah orang baik. Entah anda bisa hadir atau tidak bisa hadir dalam pemakamanku nantinya"


"Sampaikanlah, Ya Rabb sesungguhnya orang ini adalah orang baik, mohon ampuni segala dosanya." Dan aku mohon anda bersaksi lagi, bahwa aku adalah orang baik, ketika segala amal ibadahku tidak mampu menolongku ketika ditimbang di Yaumul Mizan"


"Segala dosa yang aku lakukan begitu besar, sementara amal ibadahku begitu sedikit, sehingga dengan kesaksian anda semua, aku berharap bisa mendapatkan ampunan dan pertolongan dari Sang Khalik, terima kasih"


Anto menutup sambutannya dengan salam penutup. Dan seisi ruangan tetiba saja hening, sunyi, sepi penuh keharuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun