Mohon tunggu...
Agus Amarullah
Agus Amarullah Mohon Tunggu... Kuli Markom -

Makan 3x sehari. Mandi 2x sehari. Mikir sesekali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harapan dan Ketakutan

11 Oktober 2018   11:04 Diperbarui: 11 Oktober 2018   11:37 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh ini tim dari Jokowi dalam materi kampanyenya terus konsisten dengan narasi-narasi yang bersandar pada tema harapan. Apa dan bagaimana sebuah capaian-capaian yang telah bisa kita raih, mimpi dan harapan apa ke depan yang harus kita tuju adalah konten-konten yang dikedepankan.

Di sisi lain, terlihat kalau tim dari Prabowo sangat getol membuat narasi-narasi kampanye yang bersandar pada tema ketakutan. Tidak heran jika narasi tentang kebangkrutan Indonesia karena hutang negara, penjajahan asing pada aset-aset negara, masuknya jutaan orang PKI dalam kehidupan berbangsa kita sampai dengan narasi ketakutan hilangnya kesempatan kerja karena serbuan TKA menjadi narasi mainstream dalam materi kampanyenya.

Harapan dan ketakutan sama-sama diperlukan supaya selain kita optimis menjalani hidup, sekaligus juga kita selalu waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk.

Yang menjadi masalah adalah jika pendekatan itu didasari bukan dengan fakta, tapi bersumber dari hoax yang tak berdasar, maka kita semua sudah bisa menilai dan menentukan pilihan mana yang seharusnya kita pilih.

Ingat, anda adalah apa yang anda pikirkan.
Jika anda berpikir selalu ada harapan untuk mendapatkan jodoh, maka jodoh itu pasti akan datang. Tapi jika anda berpikir penuh ketakutan kalau jodoh itu (seakan) stoknya sudah habis, maka selamanya anda akan hidup berkesendirian.

Kalimat terakhir tidak nyambung dan terlalu memaksakan. Gak apa-apa. Sebagai orang yang bermental Kopassus, saya bisa melakukan apa saja, termasuk memaksa anda.

Dor...!!!
Mati kau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun