Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fakta Mengejutkan, Ternyata Ahmad Sahroni Bermarga Silalahi

1 September 2025   14:24 Diperbarui: 1 September 2025   14:24 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Sahroni Bermarga Silalahi.sumber: https://harianbisnis.com/berita/heboh-ijazah-ahmad-sahroni-dipenuhi-nilai-6-ayahnya-bermarga-silalahi

Lantas pertanyaan kedua, kenapa era sekarang ini banyak orang batak tidak mau lagi membuat label marga dibelakang nama aslinya?

Padahal, pemberian marga itu adalah warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan, sehingga garis keturunan itu tidak hilang.

Pengakuan ini pernah dilontarkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi dalam sebuah acara perkumpulan sebuah marga di Jawa Barat. Beliau berkata bahwa nenek moyang orang batak sudah berpikir ke depan dengan membuat marga-marga, sehingga ketika ada perkawinan antar daerah, darah genetika itu tetap melekat hingga ke keturunannya ke depannya.

Namun, beberapa tahun terakhir ini banyak masyarakat batak yang tidak lagi menyertakan marga di belakang nama aslinya. Kenapa?

Nah, dari beberapa hasil penelitian yang saya dapatkan, ternyata jawabannya bermacam-macam, sesuai dengan alasan orangtuanya yang tidak membubuhkan marga, baik itu di akte lahir maupun di ijazah mereka.

Alasan pertama, orangtua merasa tidak perlu lagi untuk mencantumkan gelar marga mereka, karena alasan banyak orang Batak yang hidup di perantauan, sehingga merasa bahwa penggunaan marga bisa menimbulkan kesulitan dalam bergaul atau terkadang menimbulkan stigma sosial di lingkungan yang bukan berasal dari batak.

Mereka memilih tidak mencantumkan marga agar lebih mudah diterima dan berbaur dengan masyarakat sekitar tanpa prasangka berdasarkan asal-usul marga mereka. Terkadang ketika mereka juga bertemu dengan sesama batak di perantauan, mereka tidak tau lagi silsilah atau tutur marga mereka dari nenek moyang hingga mereka adalah keturunan ke berapa saat ini. Ketakutan akan ditanya tentang silsilah atau tarombo inilah maka banyak orang batak tidak menyertakan marga mereka.

Belum lagi fakta lingkungan sosial, dimana mereka mungkin hidup di lingkungan yang mayoritas suku tidak bermarga, sehingga lebih memudahkan komunikasi dan pergaulan hidup.

Rasa malu dan ketidakpahaman akan adat istiadat budaya batak, sehingga banyak orang batak tidak membuat marganya lagi di belakang nama. Pun karena sudah hidup di zaman modern dan dalam konteks sosial yang semakin heterogen, ada kecenderungan untuk lebih fleksibel dalam penggunaan nama. Ada yang menganggap penggunaan marga sebagai sesuatu yang bisa dihindari jika itu mempersulit atau membawa prasangka tertentu di kalangan masyarakat.

Mungkin itu juga yang dialami olet Ahmad Sahroni, sehingga tidak menambahkan marga di belakang nama lengkapnya.

Yah begitulah perubahan zaman...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun