Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tor-Tor, Warisan Budaya Sumut Instrumen Penting Pembentukan Karakter Menuju Generasi Emas yang Berakhlak Mulia

29 Agustus 2025   15:44 Diperbarui: 29 Agustus 2025   15:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Tor-Tor Dibawakan Oleh Siswa. dokpri

Tarian Tortor berasal dari mana? banyak masyarakat yang masih belum mengetahui asal usul tari Tortor. Tortor merupakan tarian tradisional masyarakat Batak berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Tortor sendiri juga sudah terkenal tidak hanya di Indonesia, tapi sampai ke luar negeri. Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, Tortor sempat tampil di sekolah asing Singapura yakni di Auditorium SCIA (Singapore-Cambodia International Academi) dan berhasil memukau para siswa disana. Tortor berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara, dari Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, dan Simalungun.

Namun, setelah menyebarnya agama Kristen di kota Silindung, tarian ini akhirnya dikenal sebagai tarian modern yang merupakan hasil dari kebudayaan suku Batak. Tortor mempunyai makna penting dalam Ulaon Adat (Upacara Adat) suku Batak. Dengan iringan irama taganing (lima gendang bernada), seruling batak, hapetan (alat musik mirip kecapi), maka tari Tortor dapat membius setiap orang disekitarnya untuk ikut manortor atau menirukan gerakan yang dibawakan oleh penari Tortor.

Sejarah Tarian Tortor

Dari sejarahnya, penulis menyimpulkan bahwa tarian Tortor ini dipentaskan sebagai bagian dari upacara adat yang melibatkan prosesi perang atau penyambutan para pejuang yang baru pulang dari medan perang. Gerakan yang kuat dan dinamis dalam tarian Tortor mencerminkan semangat keberanian dan kemenangan dalam pertempuran.

Selain itu, tarian Tortor juga memiliki makna simbolis begitu mendalam bagi masyarakat Batak, karena gerakan-gerakan dalam tarian ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan di ladang, menangkap ikan, atau mengolah hasil bumi lainnya. Melalui tarian Tortor ini, nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat Batak, diwariskan turun temurun hingga kini masih dapat kita nikmati keagungan dari gerakan-gerakan Tortor. Dengan adanya tari Tortor, masyarakat Batak bisa menyampaikan harapan sekaligus doa-doanya terkait situasi yang dialaminya.

Namun, seiring masuknya agama Hindu dan Buddha, kemudian Kristen dan Islam, tarian Tor-tor mengalami perubahan fungsi. Tarian ini mulai digunakan tidak hanya dalam ritual keagamaan, tetapi juga sebagai sarana hiburan dan pertunjukan budaya. Tarian Tortor telah ada sejak abad ke-13, dimana masa itu tarian ini sudah digunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur.

Unsur-Unsur Tarian Tortor

Setiap tarian Tortor memiliki makna dan mengandung nilai-nilai spiritual, moral, sosial, dan estetika yang menjadi fondasi pembentukan karakter. Nilai spiritual tercermin dari sikap penghormatan dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam setiap gerakan tarian. Sebelum tarian Tortor dimulai, dibuka dengan gerakan persembahan diiringi musik sebagai simbol tunduk dan bersyukur kepada Tuhan.

Gerakan tarian Tortor selain unik, juga memikat, karena memiliki gerakan yang dinamis dan energik, sering kali disertai dengan lompatan dan gerakan kaki yang kuat. Selain sebagai bentuk hiburan dan penghargaan terhadap tamu, tarian ini juga menjadi sarana untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan di antara anggota masyarakat.

Tor-tor sering dilakukan secara berkelompok, menunjukkan semangat kebersamaan dan gotong royong dalam budaya Batak. Penari Tortor mengenakan busana adat Batak yang kaya akan warna dan motif tradisional, menambah keindahan visual dari tarian ini. Gerakan-gerakan dalam tarian sering kali mengandung nilai-nilai etika dan akhlak terpuji yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tortor juga dapat mencerminkan cinta kasih kepada keluarga dan sesama. Dalam beberapa jenis tarian Tortor, tarian ini juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan bahagia dan suka cita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun