Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mudik Online Akan Maksimal Jika Kita Menerapkan 3 Langkah Ini

16 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 16 Mei 2020   21:56 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari Putus Rantai Penyebaran Covid-19 Dengan Mudik Online, Jangan Mudik Konvensional! sumber: dokpri

Tidak dapat dipungkiri, akibat pandemi global covid-19 ini, terjadi perubahan sosial dan ekonomi dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak kebiasaan-kebiasaan baru muncul menggantikan kebiasaan lama yang ternyata harus kita korbankan untuk memutus rantai penyebaran covid-19 serta usaha dan upaya untuk memerangi covid-19 agar benar-benar hilang dari lingkungan sekitar kita.

Beruntung kita hidup di era Revolusi Industri 4.0 yang banyak memberikan kemudahan dengan mengembangkan teknologi dan kreativitas dalam berbagai bidang kehidupan kita. Pertama tentunya perubahan dalam dunia pendidikan kita.

Pandemi covid-19 jadi momen guru berinovasi dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Komunikasi, materi dan interaksi antar siswa dan guru tetap terjalin walau kita harus belajar dari rumah. Memanfaatkan portal Rumah Belajar. Portal yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat Pustekkom (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan), BSNP (Badan Sertifikasi Nasional Pendidikan).

Setelah melakukan perancangan sistem pembelajaran jarak jauh, maka langkah selanjutnya membuat Whatssapp Group untuk semua kelas yang saya masuki. Ini penting untuk memberikan informasi kepada siswa tanggal pelaksanaan pembelajaran, materi, tugas dan informasi penting lainnya.

Setelah itu, membuat Google Classroom. Apa itu Google Classroom? Google Classroom adalah serangkaian tools produktivitas gratis dari Google meliputi Gmail, Drive, dan Docs, tersedia untuk pengguna Google Apps for Education.

Dirancang untuk membantu guru atau pengajar membuat dan mengumpulkan tugas tanpa menggunakan kertas, termasuk fitur untuk menghemat waktu Guru seperti kemampuan untuk membuat salinan Google Docs secara otomatis bagi setiap peserta didik.


Nah, begitulah model pembelajaran jarak jauh memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan yang saya laksanakan.

Sekarang dengan kemunculan teknologi informasi dan komunikasi yang modern semakin mempermudah dunia komunikasi dan transportasi di masa pandemi global covid-19 ini.

Dimana kita dilarang untuk mudik ke kampung halaman masing-masing dalam upaya memutus rantai penyebaran covid-19, dengan harapan orang-orang di kota tidak membawa virus berbentuk mahkota ini ke kampung halaman dan menularkannya kepada masyarakat di kampung. Intinya, kita sehat, keluarga di kampung juga sehat dengan tidak mudik di Hari Raya Lebaran Tahun 2020 ini.

Lantas, bagaimana caranya yang dikota berasa mudik dan tau kabar apa yang dirasakan oleh keluarga di kampung halaman? Dalam era teknologi modern dengan ditandainya kita memasuki era Revolusi Industri 4.0, dimana internet telah dapat diakses dimana saja di sekitar wilayah Republik Indonesia ini? Maka hal yang tidak mungkin akan bisa menjadi mungkin.

Perubahan sosial dari yang konvensional menjadi digital bukanlah hal yang mustahil di era kekinian yang serba daring atau online ini. Bukan rahasia umum lagi apabila kita bisa berkomunikasi jarak jauh dengan video call, berasa teman atau keluarga bicara kita itu serasa disamping atau di depan kita.

Nah, karena adanya kemajuan di era teknologi inilah maka ada sekarang muncul istilah Mudik Online. Apa itu Mudik Online?

Jika kita telaah dan cari di KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka istilah mudik online, atau mudik daring tidak ada, yang ada pengertian mudik yang sama artinya pulang ke kampung halaman, dimana ditujukan bagi orang-orang yang seminggu sebelum Lebaran sudah kembali ke kampung halamannya.

Sementara online atau daring, adalah istilah saat kita sedang terhubung dengan internet atau dunia maya, baik itu terhubung dengan akun media sosial kita, email dan berbagai jenis akun lainnya yang kita pakai atau gunakan lewat internet.

Jadi jikalau kita gabungkan kata Mudik dan Online maka akan tercipta suatu pengertian dimana itu adalah suasana Pulang Ke Kampung Halaman, namun lewat dunia virtual atau mudik yang dilakukan di dunia maya.

Bingung bukan? Yah pertama kali mendengarnya sayapun bingung, gimana itu mudik daring atau online? Namun setelah membaca begitu banyak referensi, termasuk pernyataan Gubernur DKI Jakarta dengan pernyataan kontroversialnya, "Jangan ada mudik lokal, yang boleh adalah mudik virtual".

Akhirnya saya bisa menangkap mudik online yang dimaksud itu adalah tetap berkomunikasi dengan keluarga di kampung halaman dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi untuk video call ataupun aplikasi lain yang bisa menghubungkan kita dengan anggota keluarga di kampung.

Yang penting mudik langsung atau tradisional memanfaatkan transportasi darat, laut dan udara jangan dilakukan tahun ini hingga pandemi global covid-19 benar-benar bisa kita perangi bersama dengan baik. Jika keadaan sudah normal kembali? Kan akhir tahun nanti kita masih bisa mudik dan bertemu dengan keluarga di dunia nyata.

Menurut saya, ada tiga hal yang harus terpenuhi agar mudik online atau daring ini bisa terlaksana dengan baik, diantaranya:

Pertama, internet yang terkoneksi dengan baik di seluruh kawasan Nusantara ini. memang, Palapa Ring II telah diluncurkan dan telah menjangkau seluruh propinsi dan 440 kota dan kabupaten di seluruh Tanah Air, namun apakah di pedesaan-pedesaan internet sudah terjangkau dengan baik?

Jangankan internet, listrik saja masih ada desa di sekitaran Danau Toba yang belum dialiri listrik. Jadi mudik online belum maksimal dilakukan tahun ini karena memang fasilitas internet belum memadai. Jadi beruntung daerah-daerah yang sudah terkoneksi dengan internet dengan baik, sehingga bisa menjalin komunikasi dan bisa membayangkan mudik nyata sambil bermudik online.

Kedua, harga perangkat teknologi yang mahal dan belum tentu dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang ada di pedesaan. Untuk melakukan komunikasi mudik online, tentunya disamping jaringan internet, juga harus ada smartphone atau telepon pintar yang digunakan oleh rakyat yang ada di pedesaan.

Apakah semuanya, orang-orang tua kita yang dikampung sudah punya handphone sekelas android atau gadget? Saya rasa belum, sehingga mudik online ini belum bisa maksimal dilakukan.

Ketiga, disamping itu, tentunya paket internet yang mahal juga mempengaruhi kesuksesan mudik online ini, apalagi ketika masyarakat kalangan menengah ke bawah yang tidak punya budget untuk membeli paket-paket internet yang cepat habis itu mengakibatkan, mereka lebih memilih untuk tidak menggunakan paket internet.

Nah, inilah serangkaian masalah-masalah yang masih jadi kendala di lapangan dalam mempersiapkan mudik online ini yang harus kita carikan solusi bersama. Yang penting "Jangan Mudik Dulu", Kalau Rindu Serindu-rindunya? Mari Gunakan Mudik Online! Sekian...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun