Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi || Sajak Kehormatan di Bawah Puing Langit

10 Oktober 2025   15:45 Diperbarui: 10 Oktober 2025   15:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Voice of Palestine

Menara-menara ambruk, sekolah menjadi kuburan mendadak,

Dan rumah-rumah, yang dibangun dari mimpi, kini hanya puing kelam.

Kami berlari, bukan menuju masa depan, tapi mencari sisa-sisa nafas,

Memeluk anak-anak yang matanya telah melihat terlalu banyak kematian,

Menggenggam kunci rumah yang tak lagi beratap, hanya janji kepulangan.

Kelaparan adalah tamu abadi yang merayap di lorong-lorong sepi,

Perut-perut kecil menjerit meminta roti, namun udara hanya beraroma mesiu.

Air bersih adalah kemewahan, obat adalah dongeng yang tak terperi,

Kami merangkak di reruntuhan, memungut sisa rezeki yang beku.

Ini adalah perang bukan melawan tentara, tapi melawan rasa lapar,

Sebuah siksaan yang dingin, menggerogoti kekuatan dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun