Seolah alam raya ikut andil dalam drama kita,
Menjaga gema suaramu agar tak pernah mati.
Di bahu waktu yang kian melandai dan renta,
Rindu ini berlayar, lembut namun menusuk tajam.
Seperti jarum halus yang mahir menari tanpa jeda,
Menggoreskan peta luka di dasar hati yang kelam.
Rasa ini bukan badai, bukan pula letusan guntur,
Melainkan genangan bening yang tak pernah surut.
Sebuah kedalaman yang tak terjamah, tak terukur,
Yang di setiap heningnya, jiwaku kau rajut.
Dan ajaibnya, di tengah pusaran rasa yang mendera,