Angin sore datang membawa aroma yang kukenal,
Aroma kenangan yang tak pernah menjadi fana.
Ia menyentuh pipi, selembut sentuhan yang kekal,
Lalu merasuk ke relung jiwa, menciptakan jeda.
Di bawah langit yang mulai berdarah jingga,
Aku duduk sendiri, di antara batas senja dan sepi.
Mendengar daun-daun berbisik lirih, tak terhingga,
Mengulang kembali janji, mengulang kata yang kau beri.
Mereka adalah saksi bisu, para pendengar yang setia,
Mengukir setiap aksara yang pernah terucap di sini.