Engkau telah diabadikan oleh memori yang setia,
Bukan sebagai akhir kisah, tapi sebagai permulaan rindu;
Rindu yang tak lekang oleh teriknya jeda,
Sebuah peta hati yang hanya mengenal satu pelabuhan: dirimu.
Tiada kompas lain yang mampu menarik haluan.
Musim berganti, pohon-pohon menanggalkan mahkota,
Namun bunga duka di dadaku tak pernah gugur;
Ia mekar abadi, tanpa perlu hujan atau kata,
Bersemi dari akar janji yang kita simpan teratur.
Kepergianmu adalah musim semi yang tak pernah selesai.
Jalan-jalan kota berbisik tentang keramaian,