Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbudakan: Apa yang Kamu Lakukan Itu Jahat!

25 Januari 2022   22:56 Diperbarui: 27 Januari 2022   00:54 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan yang menggambarkan kedatangan Christopher Columbus di Karibia, dibuat pada 1753. Sumber: Getty Images/BBC via Kompas.com

Lima puluh tahun kemudian, sejarah pilu peradaban itu membekas kuat di Karibia. Penduduk asli hanya tersisa 1%, lainnya tewas akibat perbudakan dan penyakit yang didapat dari orang-orang yang menamakan dirinya "beradab". Tidak ada salah dari penduduk Karibia. Mungkin kesalahannya satu: terlalu baik! Dari tragedi Karibia ini, manusia belajar memahami dirinya sendiri:

Apakah manusia memang punya software jahat? Sehingga sebenarnya menjadi ancaman bagi hewan atau manusia lainnya. Apa yang mendasari manusia itu jahat? Ini adalah pertanyaan yang pastinya menarik dikaji.

Perbudakan di Batavia

Bayangkan Anda jalan-jalan di Batavia pada 1800-an. Di pasar banyak sekali yang dijual mulai ayam kampung, trenggiling sampai manusia: budak! Di sebuah lapak, orang tawar menawar tentang harga kacang tanah. Tak jauh dari situ orang dirantai dipajang seperti barang dan ada yang menawar di depan mata budak tersebut--laki dan perempuan. 

Budak-budak yang dipajang, sebagai hasil tangkapan dari seluruh kepulauan Nusantara. Bahkan ada juga dari Afrika. Begitulah gambaran pasar di Batavia zaman dulu. Hingga 1814 tercatat ada 14.239 budak di Batavia. Baru pada 1 Juli 1863 perbudakan secara resmi dilarang di koloni Belanda.

Saat memikirkan ini pun saya merasa tak masuk akal. Mungkin juga Anda pembaca budiman, yang anti perbudakan. Namun ternyata ada manusia yang menjadikan manusia lain sebagai komoditas. Kasus-kasus perbudakan sebagian besar--atau malah keseluruhan--dimotori oleh orang yang punya kekuasaan dan kekayaan.

Pada 1842, konsul jenderal Britania menulis surat kepada Sultan Maroko untuk bertanya apa yang sudah sultan lakukan untuk melarang perdagangan budak. Gantian Sultan Maroko yang kaget. Menurutnya perdagangan budak adalah perkara yang disepakati semua agama dan negara sejak zaman dulu. 

Sultan ini menganggap sebuah kelaziman memperdagangkan manusia di era itu. Seratus lima puluh tahun kemudian, perbudakan dilarang keberadaannya di seluruh dunia.

Bukti Manusia Itu Baik

Tidak terlalu menarik, jika ada yang beranggapan bahwa manusia sebenarnya lahir dalam kondisi baik. Gen baik lebih dominan ada pada manusia. Dari ras, suku atau budaya apa pun. Sekali lagi: Kebaikan lebih dominan. 

Rasanya bukan suguhan publikasi yang menggerakkan orang untuk membaca. Jika mengulas bahwa manusia itu sebenarnya baik. Karena pada dasarnya semua publikasi menunjuk dengan keyakinan penuh: manusia itu jahat!  Namun kasus di bawah ini bisa menjadi bukti bahwa sebenarnya manusia itu baik.

Di tengah samudera Pasifik ada pulau karang kecil bernama Ifalik. Sesudah Perang Dunia ke-2, Angkatan Laut Amerika menayangkan beberapa film Hollywood di Ifalik untuk menghibur penduduk di sana. 

Ternyata itu adalah tontonan yang paling menjijikkan bagi penduduk Ifalik. Tayangan yang penuh adegan kekerasan khas Hollywood. Setelah tayangan itu, penduduk banyak yang jatuh sakit berhari-hari. 

Mereka shock berat dengan tayangan yang tidak pernah terpikirkan oleh kebudayaan mereka. Bertahun-tahun kemudian, Antropolog datang untuk meneliti penduduk Ifalik. 

Dan para penduduk berkali-kali menanyai sang Antropolog: Benarkah ada orang Amerika yang membunuh orang lain? Ini pertanyaan paling murni dari sebuah suku yang sangat terpencil. Konsep mencederai orang tidak mereka kenal, apalagi sampai membunuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun