Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teori Evolusi Darwin, UMKM dan JNE

24 Desember 2021   09:55 Diperbarui: 24 Desember 2021   10:02 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku UMKM membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor, untuk menumbuhkembangkan usaha (gambar: kompas.com)

Jelas, kami senang. Pesanan tersebut segera kami tindak lanjuti. Kami kemas dengan sebaik baiknya, lalu kami berboncengan naik motor menuju jasa pengiriman terdekat dari lokasi kami tinggal. Ya, jasa pengiriman barang yang terdekat dari rumah adalah JNE. Kurang lenih seminggu dari pengiriman ada chat WA dari saudara di Papua yang mengabarkan bahwa kirimannya telah sampai dengan baik. Kami bersyukur, apa yang kami lakukan membawa kepuasan terhadap pelanggan pertama luar pulau. Ada keuntungan yang bisa kami nikmati, ada kepuasan yang kami rasa.

Pelan-pelan usaha yang kami rintis, mulai menunjukkan hasil. Banyak pesanan dari kolega. Intensitasnya mulai sering, meskipun tidak besar tapi cukup membantu tambahan penghasilan di tengah pandemi ini.

Lambat namun pasti, pada akhirnya, kami bisa bertransmutasi. Ibarat spesies hewan air yang mengandalkan air, akhirnya merayap di darat dan seiring waktu bisa berjalan tegak tanpa lagi tergantung di habitat air. Kami seolah mengganti alat nafas dari ingsang menjadi paru-paru. Saya menganggap kami berevolusi yang didorong mesin pandemi.

JNE dan Pengalaman Pertama.

Kesan pertama adalah kunci selanjutnya. Menurut teori psikologi, orang tidak akan menghilangkan kesan pertama. Kesan pertama bernuansa sakral dan magis: menancap kuat dan susah sekali hilang. Itulah yang terjadi dengan usaha yang kami rintis. JNE ibarat membuka jalan, sebagaimana air hujan yang menumbuhkan biji usaha yang akhirnya tumbuh penuh nutrisi. Entah bagaimana kalau sampai kiriman itu berakhir dengan cacat di tempat tujuan, sehingga harus kami ganti? Disaat dompet kritis--kalau berhasil lanjut kalau gagal, kami akan berhenti.

Keberadaan jasa pengiriman barang (JNE) dan UMKM seperti bunga dan kupu-kupu. Saling membutuhkan satu sama lain. Kami sebagai pelaku UMKM, tetap mempertahankan hubungan itu. Kirim barang apa pun akhirnya pilihan jatuh ke JNE. Dan sekarang dimudahkan dengan adanya layanan antar jemput. Kami tidak usah lagi membawa barang ke kantor JNE. 

Kepercayaan kami akhirnya menular ke kakak ipar yang punya usaha konveksi skala rumahan. Usahanya mulai tumbuh berkembang saat Kakak menjual berbagai hasil karyanya ke media sosial. Pesanan mulai mengalir bahkan ada yang dari luar pulau.

Kolaborasi bukan Kompetisi

Jasa Pengiriman Barang (JNE) dan UMKM di Indonesia saat ini boleh dikata saling mengisi. Ditakdirkan membentuk hubungan smutualisme; saling menguntungkan satu sama lain. UMKM akan terus  bertahan dan tumbuh jika usahanya ditopang jasa pengiriman yang terpercaya. Begitu juga sebaliknya. 

Di tengah digitalisasi ekonomi, pembeli bisa menjadi subjek promosi gratis. Namun bisa menjadi penyebab kehancuran usaha. Jika pembeli puas, memungkinkan menceritakannya di media sosial. Namun, ketidakpuasan satu pelanggan bisa menjadi sebab hengkangnya pelanggan berikutnya.

Satu hal yang akhirnya aku catat, jasa pengiriman barang (JNE) ibarat jembatan penghubung antara produsen dan konsumen. Sebagai katalisator. Sebuah solusi dan adaptasi dari kondisi pandemi yang membelenggu pergerakan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun