Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Toba: Kisah Katastropik Purba yang Berubah Menjadi Surga Wisata

16 September 2021   15:56 Diperbarui: 16 September 2021   16:03 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi erupsi supervolcano Gunung Api Toba yang mengakibatkan  Bumi mengalami musim dingin vulkanik (gambar: National Geographic Indonesia)

"Bapak/Ibu, posisi Anda sekarang tepat di pusat sumber ledakan. Dari sinilah 74 ribu tahun lalu, menyembur 2.500 kilometer kubik lava, bersuhu 1300C. Ledakan terdahsyat sepanjang peradaban manusia. Mengguncang Bumi dengan skala 8 VEI (Volcanic Explosion Index): Dahsyat mematikan!

Planet Bumi beserta isinya berubah. Suhu Bumi turun, musim dingin vulkanik tidak terhindarkan. Seminggu setelah kejadian, wilayah 20.000 km2 terkubur. Enam puluh persen yang bernyawa mati. 

Jika Bapak/ibu berada di titik ini pada saat itu; perahu, kamera, piring dan material di dalamnya termasuk--mohon maaf--Bapak/Ibu sekalian, akan meleleh dan menjadi uap. 

Apakah Gunung Toba sudah mati? Tidak! Gunung ini hanya istirahat panjang. Namun, tidak usah risau. Tidurnya panjang, bisa puluhan ribu tahun, sampai ratusan ribu tahun. Selamat datang di Surga Katastropik Purba, Heritage of Toba"

-------------

Ngeri? Pasti! Narasi di atas hanya ilustrasi, jika diriku menjadi pemandu wisata Danau Toba. Bukan untuk menakuti, tapi memberi tambahan informasi. Selain keindahan alam, keramahan penduduk, budaya, dan pastinya kuliner lezat menggugah selera. Berbicara tentang Danau Toba tidak lengkap tanpa mengulas aktivitas geologis masa lampau: Ledakan Gunung Toba Purba.

Pastinya semakin menarik. Tidak hanya pengalaman masa kini yang didapat . Namun, sensasi kengerian masa lampau bisa dirasakan kehadirannya. Danau Toba akan semakin marketable.

Toh, perjalanan peradaban hari ini, sebenarnya diawali era lampau--merentang jauh ke belakang. Kondisi Danau Toba sekarang--dengan keindahan alam yang fantastik--berbanding terbalik waktu dulu.

Saat Gunung Toba erupsi, ledakan yang ditimbulkan ibarat neraka. Sungguh mengerikan. Sumber kedukaan bagi makhluk hidup kala itu. Sebuah mesin alam, yang  menghancurkan dan merombak Planet Bumi untuk berbeda dari sebelumnya.  

Selama dua juta tahun terakhir, belum ada bencana catastrophic purba yang menyamai letusan Gunung Api Toba. Volume tanah yang dilempar ke udara setara dua kali Gunung Everest. Debu vulkaniknya, menghalangi cahaya matahari diperkirakan selama 10 tahun, menutupi area seluas ribuan kilometer persegi dan menurunkan suhu Bumi. Anomali iklim ekstrem terjadi. Kemusnahan total flora fauna yang berada pada radius 20.000 km2 tak terhindarkan.

Dengan gambaran seperti itu, maka, ledakan Tambora pada 1815, dan Krakatau 1883 hanya kelas receh: ledakan imut lucu. Padahal, dua ledakan Gunung Api tersebut, tercatat sebagai ledakan paling mematikan sepanjang sejarah peradaban manusia modern. Nah...!

Tidak sampai di situ, letusan Gunung Toba, menghapus 2/3 populasi manusia. Enam puluh ribu meninggal, menyisakan 30 ribu Homo sapiens sebagai penyintas. Kalau dikonversi pada era sekarang, korban letusan Gunung Toba mencapai 5,2 milyar dari populasi manusia yang saat ini mendekati 8 milyar.

Arti Penting Toba

Melihat proses geologis yang unik, Danau Tekto-Vulkanik Toba, layak menjadi destinasi wisata berkelas dan populer di dunia. Inilah salah satu dari Wonderful Indonesia, sebagai anugerah bentukan alam. 

Apalagi UNESCO pada Juli 2020 menetapkan sebagai global geopark. Gaung Danau Toba semakin kuat di mancanegara. Dengan pengakuan tersebut, memberi kita semua--masyarakat Indonesia--tanggung jawab, bahwa keberadaan Danau Toba dan ekosistem pendukungnya haruslah terjaga. Danau Toba, bukan hanya milik Indonesia, tapi milik peradaban manusia di dunia.

Ekosistem Danau Toba (bentang alam dan budaya), bisa menjadi objek kajian menarik berbagai disiplin ilmu. Arkeologi, Etnologi, Geologi, Hidrologi, Vulkanologi, Biologi, Paleontologi dan juga Meteorologi. 

Danau Toba perlu dikaji dan dipelajari supaya bisa dinikmati keindahan nilai yang ada didalamya. Maka tidak salah jika pemerintah menobatkan Danau Toba sebagai lima Destinasi Super Prioritas (DSP Toba). Bersanding dengan Candi Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Danau Toba, bisa dilihat dari dua sisi,  sebagai kuburan dan lahirnya peradaban. Mesin evolusi yang mengubah jalannya persebaran manusia modern. Menenggelamkan dan memunculkan manusia baru sebagai penyintas.  Sangat menarik jika konsep pariwisata Danau Toba mengambil  sudut pandang gabungan masa lalu dan masa kini.

Timbul sebuah tanya. Setelah ledakan supervolcano apa yang terjadi? Mulai kapan dan dari mana orang Batak berasal? Apakah mereka penyintas ataukah pendatang dari Afrika? Karena menurut peneliti Asal mula manusia modern berasal dari Afrika. Lalu, kapan munculnya kebudayaan Batak Toba dengan ciri era megalitikum dengan segala ritual dan filosofi kehidupannya?  Kapan mulai muncul flora dan fauna Danau Toba? Apakah ada kaitan ledakan Gunung Toba dengan hilangnya peradaban Atlantis yang menimbulkan perdebatan panas-dingin di dunia? Bagaimana munculnya legenda Danau Toba? dan makna apa yang terkandung di dalamnya?

Tugas dari stakeholder DSP Toba untuk menciptakan sebuah Buku, sebuah narasi menyeluruh tentang Danau Toba. Sebuah narasi yang mengisahkan letusan vulkanik dengan sudut pandang sains. Sampai cerita tentang perkawinan jelmaan ikan dan manusia. Membahas kebudayaan Batak Toba, sampai pada kuliner  Ikan Arsik.

Mahakarya buku tentang Toba harus segera diwujudkan. Sebagai literatur Induk. Buku itu digunakan sebagai rujukan saat membahas Danau Toba. 

Contohnya saat membahas Bung Karno, maka literatur wajibnya adalah karya Cindy Adams. Kalau membahas Ken Arok akan merujuk pada Kitab Pararaton, atau saat membahas Majapahit tidak akan meninggalkan Kitab Negara Kertagama. Kalau membahas Danau Toba harus ada buku rujukan standar.

Apa itu sulit dilakukan? Pastinya tidak. Banyak ilmuwan Indonesia yang punya kapasitas mumpuni dengan berbagai disiplin ilmu. Danau Toba harus dibedah dengan serius.

Menjadi Wisata Kelas Dunia

Ada tiga kunci untuk menjadikan Danau Toba sebagai tempat wisata kelas dunia--attraction, amenitiesand, accessibility (atraksi, kenyamana, aksesibilitas). Banyak orang akan mendatangi tempat jika memenuhi ketiga unsur tersebut.

Atraksi apa yang didapat pada saat mengunjungi Danau Toba? Pastinya suguhan bentukan alam yang spektakuler dan bentang budaya eksotik masyarakat Toba. DSP Toba harus mengemas pariwisata Toba secara berkelas.

Misal, wisatawan yang datang, pertama kali diarahkan untuk menonton film tentang Letusan Gunung Api Purba. Selanjutnya wisatawan diajak naik perahu, berkeliling danau dan ditunjukkan  pusat ledakan. Wisatawan ditunjukkan lapisan tanah yang ada di lereng-lereng, dengan disertai data waktu geologisnya.

Setelah menyusuri geologi Danau Toba, wisatawan akan dimanjakan dengan suguhan budaya Batak dan keramahan masyarakatnya. Tari Tor-Tor, batu-batu peninggalan kebudayaan Batak purba era megalitikum, asitektur rumah adat, serta ditunjukkan pembuatan tenun ulos. 

Setelah puas berkeliling, wisatawan disuguhi minuman khas toba, kopi atau teh.  Setelah itu wisatawan dimanjakan dengan makanan khas toba yang lezat dan nikmat. Semisal kuliner Ikan Mas Arsik. Akan sangat berkesan misalkan saat menyuguhkan makanan, koki menjelaskan:

"Bapak/Ibu, ini makanan khas daerah Toba, kami menyebutnya ikan mas arsik. Ikan mas yang kami masak adalah hasil tangkapan berkelanjutan dari danau Toba. Nelayan menangkapnya dengan menjaring dan memancing. Tidak menggunakan cara yang mencederai alam. Cabe, bawang, dan sayur mayurnya hasil budidaya masyarakat sekitar. Teh dan Kopi punya citarasa spesifik, karena ditanam  ditanah vulkanik hasil ledakan ribuan tahun. Dan yang paling spesial, air untuk mengolah masakan ini, kami ambil dari pusat ledakan Danau Toba"

Menarik kan? siapapun akan lebih  menghargai makanan, jika penyajiannya disertai narasi prosesnya--dari bahan mentah hingga siap santap. 

Tidak sekedar melahap makanan, namun juga sensasi merasakan. Keterhubungan antara cerita, rasa dan penghayatan sebuah proses yang terjadi pada sebuah makanan.

Setelah itu wisatawan boleh memilih jenis wisata lainnya, para layang, kano, snorkeling, jelajah hutan, bird watching dan lainnya.

Kenyamanan, Unsur kenyamanan dan keamanan adalah wajib. Masyarakat lokal harus sadar wisata. Menyambut wisatawan dengan ramah, membantu menjadi penunjuk jalan atau pun hanya tersenyum saat berpapasan. Masyarakat juga harus berkesadaran bahwa mereka sedang kedatangan tamu, sehingga keamanan tamu juga menjadi bagian dari tanggung jawabnya.

DSP Toba harus menyiagakan pemandu berlisensi untuk menambah informasi penting setiap destinasi wisata. Dari iklim wisata yang sehat akan mengundang banyak orang untuk berlama-lama tinggal di DSP Toba. Perputaran uang akan terjadi. Kemakmuran masyarakat akan dinikmati.

Keberlanjutan pembangunan yang ramah lingkungan bisa diwujudkan. Intinya pada pemberdayaan masyarakat. Karena sesungguhnya DSP Toba tujuannya meningkatkan kemakmuran masyarakat sekitar toba dan Indonesia umumnya.

Aksesibilitas, Kemudahan menjangkau berbagai lokasi wisata di sekitar Danau Toba harus ditingkatkan. Bandar udara Internasional harus representatif sebagai penarik wisatawan mancanegara.

Jalan harus mulus, koneksi internet harus cepat, serta banyaknya pilihan angkutan yang bisa membawa wisatawan untuk memilih  berbagai lokasi wisata di sekitar Danau Toba. 

Danau Toba yang sangat luas membutuhkan koneksi angkutan terintegrasi, supaya memudahkan jelajah antar spot wisata. Dengan cara itu pastinya akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

Dari tiga unsur pendukung inilah Danau Toba yang sekarang mulai bermetamorfosa menjadi wisata kelas dunia akan segera terwujud. Toba punya potensi. Tinggal penyempurnaan infrastruktur dan promosi ke dunia internasional.

Wisata Kontemplatif

Tidak hanya tempat ibadah saja yang bisa dijadikan wisata kontemplatif. Fenomena alam dengan keistimewaannya juga bisa. Danau Toba dengan sejarah geologisnya bisa menjadi wisata kontemplatif.

Danau Toba adalah inspirasi evolusi peradaban. Merangkaknya manusia untuk sekedar bertahan hidup, sampai mencapai posisi puncak di rantai makanan Planet Bumi. Populasi yang nyaris punah, akhirnya bisa bangkit. 

Ledakan Gunung Toba adalah mesin seleksi menurut Darwin. Mesin yang menguji ketangguhan Homo sapiens. Dan pada saat ini--manusia yang ada--mewarisi aliran gen yang ditinggalkan oleh nenek moyang penyintas zaman dulu.

Danau Toba spektakuler dalam segala hal. Untuk itu kemasan dan promosi danau Toba tidak hanya sekedar kelas receh. Kemasan Toba harus serba kolosal. Dan pastinya bisa diwujudkan, asalkan sinergi antara masyarakat lingkungan sekitar, pemerintah daerah dan Kemenparekraf terwujud. 

Kelak Danau Toba menjadi tempat yang dikunjungi banyak akademisi, masyarakat awam, kaum rohaniawan, juga pencari ketenangan dan penikmat keindahan alam dari seluruh dunia. Toba adalah wisata lintas budaya dan lintas agama.

Rasanya tidak berlebihan jika untuk urusan meeting, incentive, convention and exhibition  menggaungkan  dan mengundang banyak kalangan untuk MICE di Indonesia Aja. Indonesia itu keren, unik, menarik dan aman, sehingga layak dikunjungi dan ditinggali oleh siapapun.

Welcome to paradise, Wonderful Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun