Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merenungkan Keberadaan Manusia di Belantara Kosmik

9 Maret 2021   04:07 Diperbarui: 6 Agustus 2021   12:22 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:pixabay.com

Merenungkan keberadaan sendiri di Planet Bumi adalah sesuatu yang pertama kali kita harus lakukan. Cara pandang kita terhadap diri akan menjadi cara sikap kita memposisikan yang lain.

Tahun 100-170 masehi, Ptolomeus mengemukakan teorinya bahwasanya Bumi adalah pusat jagat raya. Benda langit semua mengitari Bumi. Pandangan ini disebut teori geosentrisme. 

Pandangan geosentrisme menempatkan manusia dan Bumi di posisi yang sangat spesial di antara benda-benda angkasa lainnya. Intinya segala sesuatu terpusat pada manusia dan Bumi.

Abad XVI, muncul ilmuwan dari Polandia, Nicolas Copernicus. Pendapatnya menyangkal bahwa Bumi sebagai pusat jagat raya. Bumi hanya planet yang mengitari Matahari. 

Pusat Tatasurya adalah Matahari. Hasil penemuan Nicolas Copernicus, akhirnya diumumkan ke publik lewat bukunya yang berjudul--De revolusi onibus orbium coelestium.

Bumi sebagai pusat jagat raya adalah keyakinan yang sulit diubah karena disokong oleh otoritas keagamaan pada waktu itu. Nicolas tahu bahwa resiko melawan keyakinan golongan agamawan adalah dibunuh. 

Maka dirinya menerbitkan bukunya menjelang ajalnya. Benar saja, tahun 1543 bukunya terbit tidak berselang lama kemudian dirinya meninggal.

Kehebohan terjadi, namun otoritas keagamaan tidak  bisa menyeret sang pembangkang untuk diadili. Maka lambat laun teori heliosentri akhirnya diterima sebagai kebenaran baru.

Sekarang kita akan memahami lingkungan kita, di belantara kosmik tak bertepi ini.

Pernahkah anda membayangkan bahwa saat malam anda melihat gugusan bintang ada sekitar 6000 bintang yang bisa terlihat oleh mata telanjang. 

Namun, yang anda lihat sebenarnya adalah sesuatu yang lain. Atau bahkan sudah tidak ada lagi di ruang angkasa namun masih tampak? Ada namun hakekatnya tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun