Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pagebluk dan Senjata Pemusnah Masal

15 Juli 2021   09:16 Diperbarui: 15 Juli 2021   13:18 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic: https://www.medicalnewstoday.com/articles/321030

"Kamu tahu kalau seluruh desa akan minum ramuan penolak wabah?" tanya orang dari desa kecil ini.

"Ya, saya tahu."

"Kamu tahu kandungan ramuan itu?"

"Apa kandungannya?"

"Sebenarnya ramuan itulah pembunuh masal pelan-pelan. Kandungan itu akan mematikan warga desa yang meminum setelah 5 tahun ke depan. Bayangkan apabila wargamu 70% minum ramuan itu, maka 5 tahun desamu akan kehilangan 70% warga!"

"Tapi ramuan ini ditemukan anak-anak desa juga!"

"Oo tidak! Anak-anak itu dibayar dan sengaja disusupkan oleh yang kamu sebut 'mereka' itu. Kami ingin membantumu. Kami tidak ingin desamu punah. Segera kabarkan bahwa ramuan itu mematikan sebelum kamu menyesal nanti!"

Orang ini, yang memang sudah kehilangan akal sehat langsung percaya dengan argumen logis: Bahwa tidak mungkin anak-anak desa dengan cepat menemukan ramuan! Itu pasti ramuan beracun yang dikirim oleh 'mereka'.

Dengan sangat terencana dan masif, dibantu oleh mereka yang juga kehilangan akal sehat, maka disebarkanlah berita bahwa ramuan itu adalah ramuan kandungan beracun.

Apa yang terjadi? Ya karena warga desa masih dalam kondisi panik dan kehilangan akal sehat, maka banyak yang percaya dengan argumen-argumen logis yang diutarakan oleh orang tersebut.

"Kami tidak percaya!" Seru warga desa. "Kami ingin kepada desa yang duluan minum. Buktikan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun