Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berselimut Kabut

4 November 2020   06:37 Diperbarui: 4 November 2020   06:43 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau berusaha keras.. Tuk sinari raga ini.. 

Yang menggigil.. Membeku seperti tak bergerak.. 

Meski selimut kabut, sinarmu masih merekah.. 

Keputihan menyucikan hatiku.. 

Saat sahabatku terselimuti kabut kebohongan ... 

Dan sinarmu hanya sama-sama saja.. 


Mengahangatkannya dalam diam.. 

Bersyukur dinginnya masih menusuk-nusuk hatinya yang gila harta.. 

Yang tak bisa ku tembus dengan cahaya kejujuran ku.. 

Dan dipersalahkan dalam kabut keangkuhannya.. 

Mungkin hari ini angin masih bersahabat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun