Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beratap Seng

23 Oktober 2020   18:28 Diperbarui: 23 Oktober 2020   18:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kilat menyambar.. 

Hujan menghujam bumi.. 

Dengan kesederhanaan diri.. 

Pada gubuk beratap seng.. 

Tang tong teng.. 

Tang tong teng... 

Alunan nyanyian hujan.. 

Berhembus di sela-sela kayu yang lubang.. 

Tembok keropos yang menganga... 

Diantara kayu rumah yang merekah.. 

Angin dingin menusuk.. 

Memaksa masuk ke pori-pori tulangku . . 

Tipis.. Menggigil bertahan... Hadapi hidup.. 

Sehat yang selalu terpanjat di bimbingan doa.. 

Tang tong teng.. 

Suara berisik itu biasa terdengar.. 

Di telinga hingga copot rasanya jantung ini.. 

Ketika hujaman badai dan jambu air bertubi-tubi... 

Menghantam Atap Seng kesederhanaan ini.. 

Harus bersyukur.. Dalam lubuk hati terdalam... 

Harus tetap sabar... Dalam kerasnya hidup.. 

Harus tetap tekun.. Menghadapi tantangan dunia ini.. 

Meski keluh tak lagi air keringat yang harus mengeluh.. 

Dalam kejenuhan hidup...  Dan kedinginan hati yang sunyi tanpaNya.. 

Dalam kesendirian jiwa yang kaku.. 

Badan yang terselimuti sepotong kain tipis.. 

Penghangat tubuh.. 

Tapi tetap menggigil.. 

Tapi menggali ketabahan diri.. 

Tuk tetap bersyukur.. 

Bersujud masih dilindungi... 

Atap seng... Pelindung dari badai dan hujan yang bertubi-tubi menghujam.. 

Geluduk di atap atas kepalaku sesekali.. 

Menggelegar.. Di malam ini.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun