Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kudeta Demokrat dan Manuver Silang Gatot-Moeldoko, SBY Senasib dengan Jokowi

6 Maret 2021   03:17 Diperbarui: 6 Maret 2021   03:32 5028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sertijab antara Panglima TNI Jenderal Moeldoko dengan Jenderal Gatot Nurmantyo tahun 2015 (tribunnews.com).

Jika kini SBY harus bertarung dengan mantan orang kepercayaannya itu, Jokowi juga sempat mengalami. Jokowi juga tahun lalu menghadapi sikap opositif mantan panglima pilihannya yaitu Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pasca lengser jabatan panglima, Gatot Nurmantyo aktif dan berperan dalam mendirikan KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia. Dan lucu namun getir, kawan-kawan Gatot kemudian ditangkap jelang demo rusuh UU Ciptaker dengan tuduhan pasal penghasutan.

Menarik ditelusuri bagaimana sesungguhnya manuver jenderal-jenderal di sekitar presiden. Moeldoko terhadap SBY dan Gatot Nurmantyo terhadap Jokowi. Adakah rentetan peristiwa-peristiwa sekarang dan masa silam berhubungan dengan pernyataan SBY 24 Februari lalu?

Dalam arahan SBY sebagai Ketua MTP Demokrat kepada kader-kader partai terungkap informasi penting. SBY mengungkap dua sosok petinggi berbintang empat dalam kaitan peristiwa sejarah politik era Jokowi, Aksi 212 tahun 2016. Informasi yang diterima SBY kemudian terkonfirmasi lewat dua sosok pejabat penting istana ketika itu: Wapres Jusuf Kalla dan Menkopolhukam Wiranto!

SBY (cnnindonesia.com, 24/2/2021):

"Ternyata ada laporan, baik yang secara serius disampaikan kepada Presiden Jokowi, maupun yang tidak, yang mengatakan bahwa SBY-lah yang menunggangi dan juga mendanai Aksi 212 itu. 

Informasi itu disampaikan kepada saya oleh seorang petinggi 'berbintang empat', dan konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi 'berbintang empat' yang lain."

Pergiliran jabatan antara Gatot dan Moeldoko sendiri cukup menarik. Berada di seputaran masa jabatan SBY-Jokowi yang berurutan pula.

Jenderal Moeldoko adalah KSAD ke-28 dan Panglima TNI ke-18 yang semuanya berada pada masa SBY. Sedangkan Nurmantyo adalah KSAD ke-30 era SBY dan Panglima TNI ke-19 pada masa Jokowi.

Jenderal Gatot lengser tahun 2017, beberapa bulan sebelum masa pensiun yang memunculkan spekulasi bahwa hal itu adalah pemecatan. Kubu Jokowi (plus Fadli Zon) meluruskan bahwa pemberhentian Gatot itu normal. Penjelasan istana lalu diperkuat dengan penganugerahan Bintang Mahaputera yang kemudian ditolak Gatot.

Desember 2017 Jenderal Gatot cabut dari istana, Januari 2018 masuklah Moeldoko. Ia menggantikan Teten Masduki sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang ke-3. Panglima TNI pilihan Jokowi out, Panglima TNI era SBY in. Jokowi nampaknya mempersiapkan figur pengimbang andai sesuatu kelak terjadi.

Bukan mengada-ada, ingatlah kembali perhelatan Pilpres 2019. Kubu Jokowi memasang Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye setelah Prabowo memasang Sandiaga Uno sebagai cawapres. Yang punya potensi menekuk Sandiaga Uno secara pengalaman profesi dan karier tentu Erick Thohir yang lebih mampu.

Pengamat politik Muhammad Asfar pernah menengarai pula kemungkinan tersebut. Hanya saja dosen Universitas Airlangga itu mengatakannya dalam konteks Pilpres 2019 di mana Jokowi berkepentingan untuk memperkuat kesolidan kabinet dan koalisi. Adapun "tugas" Moeldoko selanjutnya untuk mengawal Jokowi secara politik termasuk menghadapi lawan-lawannya tidak dikatakan Asfar secara eksplisit ketika itu (tribunnews.com, 17/1/2018).

Dan dalam kasus kudeta Demokrat dengan sosok Moeldoko yang kemudian terpilih jadi ketum, memang tidak terjadi all mantan panglima TNI final. Moeldoko berhadapan langsung dengan sang patron Demokrat yaitu SBY. Yang mana hal itu sedikit banyak identik dengan perlawanan kritis Gatot Nurmantyo dengan gerakan KAMI-nya terhadap Jokowi beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun