Mohon tunggu...
Agung Pranyoto
Agung Pranyoto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komunitas SABANA (Sastra Banda Neira) Berkecimpung dalam Pelatihan Apresiasi Sastra Negara Serumpun

30 Oktober 2018   20:57 Diperbarui: 30 Oktober 2018   21:34 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSBNS (Perhimpunan Sastrawan Budayawan Negara Serumpun)

Banda Neira sebagai tempat lahirnya SABANA terkenal dengan pariwisatanya, namun menduakan literasi, khususnya pada bidang sastra. Padahal sastra adalah napas tuhan yang hidup pada setiap tubuh manusia, demikian komunitas SABANA (Sastra Banda Neira) yang terus fokus menghidup-hidupkan sastra pada Provinsi Maluku. Tepat pada Selasa sore (23/10), sastrawan dari lima negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam) tiba di Banda Neira, bertujuan  untuk melakukan pelatihan apresiasi sastra negara serumpun.
Yang hadir dalam acara tersebut diantaranya adalah Dr. Malim Ghozali dan Hisyam (Malaysia), Dr. Nik Rakib (Thailand), Yatiman Yusof dan Rohani Din (Singapura), Prof. Dr. Ampuan Berahim Tengah, Muhammad (Brunei Darussalam). Yang mewakili Indonesia adalah Dr. Husnu Abadi, Fakhrunnas MA Jabbar, Yeyen Kiram, Uki Bayu Sejati, Wahjudi Djaja, Herman Syahara, Moh. Rois, Sari Narulita, Shinta Miranda, dan lain-lain.  Kehadiran para sastrawan dari lima negara ini memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Banda Neira, Acara dibuka oleh Kepala Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Prof. Dr. Aksan Tuasikal yang mewakili Bupati Maluku Tengah. Acaranya berlangsung selama lima hari, adapun salah satu kegiatannya adalah workhsop penulisan sastra, workhsop teater, seminar dan diskusi internasional (trend dunia sastra & sastra dunia), susur sejarah Banda, penampilan mini pentas. Acara tersebut diikuti oleh Komunitas SABANA, guru, mahasiswa dan pegiat sastra.
Dr. Free Hearty selaku ketua PSBNS (Perhimpunan Sastrawan Budayawan Negara Serumpun) mengungkapkan bahwa acara ini adalah awal batu loncatan digelarnya Temu Sastra Dunia pada Juni 2019 yang akan diikuti lebih dari 20 negara.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun