Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Agung MSG – 🌱 Transformative Human Development Coach ✨ Mendampingi profesional bertumbuh lewat self-leadership, komunikasi, dan menulis untuk reputasi. 📚 Penulis 3 buku dan 1.400+ artikel (79 Headline, 98% Highlight) di Kompasiana. 💡 Penggagas HAI Edumain – filosofi belajar dan berkarya dengan hati, akal, dan ilmu. 📧 agungmsg@gmail.com | 🔗 bit.ly/blogagungmsg | 📱 @agungmsg | 📞 +62 813-2045-5598 🔖 #TransformativeCoach #LeadershipWriting #GrowWithAgung

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

21 Jam Sebulan, Strategi Penulis Tingkatkan Skill Tanpa Andalkan Bakat

12 September 2025   08:17 Diperbarui: 11 September 2025   20:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin waktu untuk tetap konsisten menulis jauh lebih menentukan daripada menunggu bakat hadir.|Image: Ilustrator AFM

Solusinya, cukuplah sederhana. Pertama, tetapkan ritual kecil sebelum menulis (misal: seduh kopi, buka laptop, 5 menit freewriting). Kemudian, ingatlah selalu bahwa frustrasi adalah tanda otak sedang membentuk jalur baru. Dan terakhir, rayakan pencapaian kecil. Meski baru satu paragraf yang selesai, tetap itu sebagai sebuah kemajuan. Tinggal lanjutkan ke paragraf berikutnya.

Relevansi untuk Penulis di Era Digital

Di tengah banjir konten media sosial, penulis yang bisa menjaga konsistensi akan menonjol. Strategi "21 jam sebulan" membuat artikel lebih cepat selesai. Kualitas meningkat perlahan tapi nyata, dan penulis terhindar dari "writer's block kronis".

Lebih penting lagi, pendekatan ini membuktikan: konsistensi mengalahkan bakat. Kegigihan mengalahkan kecerdasan.

Investasi Jam, Bukan Menunggu Bakat

Bakat mungkin membuat langkah awal terasa mudah. Namun, dalam jangka panjang, yang membedakan seorang penulis adalah disiplin berlatih.

21 jam sebulan bukan beban, melainkan tiket untuk naik level sebagai penulis. Dari sekadar menulis catatan harian, menuju artikel yang pantas dibaca ribuan orang.

Jika Kaufman bisa mempelajari yoga, ukulele, dan programming hanya dengan 20 jam fokus, maka seorang penulis pun bisa melatih keterampilan menulis headline, memperkaya gaya bahasa, atau meningkatkan kecepatan menulis dengan strategi yang sama.

Menulis bukan anugerah yang diturunkan. Ia keterampilan yang bisa dipelajari, diasah, dan ditingkatkan: 21 jam sebulan, satu artikel demi satu artikel.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun