Contoh nyata dari mindset ini kita temukan di Airbnb dan Notion. Keduanya kini tumbuh pesat karena mereka mengintegrasikan feedback pengguna dalam setiap tahap pengembangan produknya.
2. Value-Driven Thinking: Fokus pada Manfaat, Bukan Gagasan Pribadi
Konsumen tidak lagi membeli produk, mereka membeli solusi. Mereka nyaris tak tergantung merk, tak peduli dengan iklan. Pokoknya yang bisa membuat mereka happy, nyaman, dan memenuhi kebutuhannya saat itu, dan punya nilai yang kuat, pasti mereka beli.
Daripada bertanya, "Apa yang ingin saya buat?", mendingan kita berpikir, "Masalah spesifik apa yang bisa saya bantu selesaikan?" Nilai praktis dan relevansi inilah yang akan selalu mengalahkan estetika atau popularitas semu.
Sebagai contoh eBook "30 Hari Menjadi Freelancer"Â sukses besar. Rahasianya sederhana, karena ebook ini menyentuh keresahan nyata. Yaitu, bagaimana menghasilkan uang dari rumah dengan cara yang jelas, masuk akal, dan aplikatif.
3. Growth Mindset: Belajar Tanpa Batas, Tidak Takut Salah
"The digital world rewards learners, not know-it-alls." Dunia digital memberi penghargaan yang "tulus" dan tinggi hanya kepada mereka yang belajar, bukan kepada mereka yang sok tahu.
Di era AI yang kian nampak di tahun 2025 ini, dunia digital berubah sangat cepat. Mereka yang bersedia belajar terus-menerus dan berani mencoba, meskipun belum sempurna, tentu akan lebih tahan banting dan adaptif.
Dari temuan ilmiah, penelitian Carol Dweck membuktikan ini. Katanya, individu dengan growth mindset memiliki daya juang yang jauh lebih tinggi dan pencapaian jangka panjang lebih besar.
4. Konsistensi & Ketekunan: Membangun Jejak Digital yang Kuat
Dalam keseharian, kita sering mendengar istilah "hangat-hangat tahi ayam", atau dalam bahasa Sunda adalah "geleduh ces". Ungkapan ini menggambarkan banyak orang yang semangat di awal saja. Saat memulai sesuatu punya semangat tinggi, namun seiring waktu, kemudian menjadi lesu dan menyerah sebelum selesai. Ya, awalnya sih antusiasme, tetapi kemudian kehilangan semangat dan tidak melanjutkan.
"Kecepatan bisa mengantar Anda ke depan. Tapi konsistensi menjaga Anda tetap di sana."
Konten yang konsisten misalnya, itu bisa menciptakan kredibilitas, kepercayaan, dan audiens loyal. Sayangnya, banyak pebisnis digital menyerah terlalu cepat karena menginginkan hasil instan.
Fakta ini didukung oleh Data HubSpot (2023). Katanya, brand yang konsisten memproduksi konten edukatif minimal 2x seminggu mengalami kenaikan penjualan hingga 67% dibanding yang tidak.