Â
"Integritas bukan hanya tentang kejujuran saat dilihat orang - tapi tentang kesetiaan pada kebenaran, bahkan ketika sunyi jadi satu-satunya saksi."
Jangan Lihat Kesantunannya...
"Jangan tertipu oleh senyumannya. Jangan percaya hanya pada kesantunan bahasanya". Itulah pesan yang pernah diberikan guru saya tentang pentingnya memperhatikan niat baik.
Kita tahu, banyak orang yang tampak santun di permukaan, namun menyimpan racun di balik jamuan. Hal yang sama juga berlaku di dunia profesional. Dunia profesional tak lagi steril dari kepentingan terselubung. Semakin tinggi jabatan dan pendidikan seseorang, semakin canggih pula cara ia menyembunyikan niat buruknya. Inilah wajah bedebah - ia tak datang dengan tanda peringatan, melainkan berselimut retorika dan pencitraan.
Kita sering menjumpai orang-orang yang tampak sopan, ramah, bahkan spiritual, namun menyimpan maksud tersembunyi di balik wajah manisnya. Jangan lihat kesantunannya. Jangan pula terbuai oleh tutur kata yang terasa meyakinkan. Sebab wajah bedebah tak selalu menyeramkan - justru kerap tersamar dalam balutan wibawa, pencapaian akademik, atau retorika yang menyentuh.
"... Allah menyaksikan bahwa bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta."Â (QS Al-Munafiqun, 63: 1)
Membongkar Topeng Kepalsuan di Era Profesionalisme Semu
Dalam dunia investigasi risiko dan kejahatan korporat, saya seringkali mendapati fakta mencengangkan: manipulasi tak selalu dilakukan oleh mereka yang berpendidikan rendah. Justru, mereka yang menempuh pendidikan tinggi namun minim integritaslah yang lebih lihai menutupi cela dan menciptakan "teater moral".
Sebagaimana kejahatan, kepalsuan pun meninggalkan jejak. Bentuknya bisa dalam bentuk ketidakpatutan, ketidakpantasan, diluar nalar, keanehan dan ketidakbiasaan. Atau, bisa juga dalam bentuk yang dinyatakan sebagai "terobosan" yang diragukan manfaatnya bagi banyak orang.
Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya:
"Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Padahal, tanpa disadari, mereka menipu diri sendiri. Hati mereka berpenyakit," (QS Al-Baqarah, 2:9-10)
Rezeki yang Tak Baik? Atau Lingkungan yang Rusak?
Jika hati selalu merasa tak cukup, dan kita merasa dikelilingi oleh orang-orang yang tak baik, berhati-hatilah. Bisa jadi itu pertanda bahwa rezeki kita sedang tidak baik.
Dalam lanskap kehidupan, orang-orang seperti ini sering berkumpul bersama. Mereka membentuk lingkaran-lingkaran kecil yang saling melindungi, berbagi peran dalam komplotan, dan mencari "sawah" di atas masalah. Mereka juga piawai mengambil manfaat dari penderitaan atau konflik orang lain.