Semua takdir itu bagus, dan baik, bagaimana pun kondisinya. Segala kondisinya bagi orang yang rida adalah baik. Kondisi itu bisa punya banyak wajah, bentuk dan kemasan. Baik berupa sengsara, fakir, miskin, yatim, rasa butuh, tak punya, kelaparan, kekurangan. Juga bisa muncul dalam bentuk : tertindas, terusir, krisis, kondisi buruk, diremehkan, penghinaan, kesusahan, fitnah, dan bencana.
Yakini aqidah ini dengan penuh keyakinan, niscaya kita tidak akan merasa risau, gelisah, galau, sedih, marah, menderita, atau pun tergoncang jiwa. Rida adalah senjata terampuh untuk melewati kesulitan, krisis, dan rintangan dalam hidup. Sekaligus juga pintu yang menghantarkan menuju kebahagiaan serta surga dunia dan surga akhirat.
"Sekiranya mereka benar-benar rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka dan berkata, 'Cukuplah Allah bagi kami. Allah dan Rasulnya akan memberikan sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya kami orang-orang yang berharap kepada Allah" (QS. At-Taubah 9: 59)
Rida kepada Allah merupakan bukti kuatnya iman, serta tanda husnuzhan kepada-Nya. Juga jalan terdekat menuju rida-Nya. Untuk itu, kita harus menelani pada sosok perida terbaik kita, Nabi Muhammad Saw.
Rida: Kunci Menuju Ketenangan, Kebahagiaan, dan Kesuksesan Hidup
Rida Allah nilainya lebih besar dan tak sebanding dengan apa pun. Baik kesuksesan, prestasi, karunia, kelezatan, atau pun kenikmatan apa pun. Juga melampaui permintaan atau harapan lain yang lebih besar. Rida adalah pemberian Allah yang mahal, berharga, dan bernilai. Lebih luhur daripasa semua jabatan, materi yang banyak, keleluasaan finansial, harta karun, barang-barang mahal, dan investasi apa pun di dunia ini.
"Hakikat kekayaan bukanlah banyaknya harta dan barang simpanan, melainkan tersimpan dalam diri Anda, yakni Rida" (Dr. Aidh Al-Qarni).
Kita mesti rida, sembari memohon pertolongan kepada Allah. Juga mengharap pahala dari Allah Swt, serta menyerahkan dan mengembalikan urusannya kepada Sang Khalik dengan jiwa yang tenang. Tetaplah melanjutkan perjalanan hidup, terus memaksimalkan usaha, sembari mempercayai akan adanya kemenangan dan dukungan dari-Nya.
Dalam perjalanan itu, mungkin mata bisa menangis, dan hati bersedih. Tapi jagalah ucapan yang akan terlontar dari mulut dan lidah kita kecuali yang diridai oleh Allah.
Rida dan menerima ketetapan Allah, dan meyakini bahwa ada kebaikan di balik pilihan-Nya. Rida terhadap takdir dan pembagian-Nya agar kita merasa berkecukupan.
Mari kita menyadari, bahwa rida itu banyak manfaatnya. Antara lain :