Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kekayaan Pejabat Publik yang Mencurigakan: Apakah Ada yang Berhasil Lolos dari Pertanyaan Ini?

9 Maret 2023   06:41 Diperbarui: 9 Maret 2023   06:41 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlu dikembangkan sistem deteksi dini untuk mengawasi kekayaan pejabat publik dan mencegah potensi tindak pidana korupsi | Pixabay.com/Tumisu  

Di tengah krisis ekonomi global yang masih berlangsung, fenomena kekayaan para pejabat negara menjadi sorotan tajam di berbagai negara di dunia. Harta janggal dan tak wajar, rekening gendut, kekayaan jumbo, transaksi aneh, serta sederet muslihat para pejabat kini kian mendapat sorotan publik dan media.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pejabat negara di berbagai belahan dunia yang terlibat dalam kasus korupsi dan penyelewengan anggaran negara. Kejadian ini bukan hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara maju dengan sistem pemerintahan yang terbilang stabil dan transparan.

Dalam konteks Indonesia, misalnya, sejak awal reformasi pada tahun 1998, kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara terus menjadi perhatian publik. Banyak pejabat yang terbukti menggelapkan uang negara untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dari kasus yang sederhana hingga yang kompleks, dari kasus lokal hingga nasional, korupsi terus menjadi momok yang menghantui bangsa ini.

Fenomena ini bukanlah suatu hal yang menggembirakan, sebaliknya, hal ini menunjukkan bahwa penyakit korupsi di Indonesia semakin parah. Selalu saja, kekayaan para pejabat publik yang tidak wajar telah menjadi isu hangat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Tidak hanya dalam ranah publik, kekayaan para pejabat negara juga menjadi sorotan di dunia maya. Diberitakan, orang yang menjual moge melonjak lebih banyak. Jangan salahkan masyarakat, bila sekarang ada banyak meme dari netizen yang menyindir kekayaan pejabat negara.

Masyarakat Pun Punya Cara Tersendiri Mengekspresikan Kekecewaannya Ini 

Dalam situasi seperti ini, masyarakat merasa perlu untuk mengungkapkan ekspresi sosialnya, bahkan melalui meme di media sosial. Bahkan mereka ngajarin bagaimana agar lolos dari pengawasan dan kecurigaan. Isinya beragam, lucu-lucu, dan penuh satire. Disana ada yang menyapaikan agar keluarganya sekarang harus tampil sederhana. Malah harus nampak sangat bersahaja. Jangan terlihat kaya. Lalu postingan di media sosial harus dihapus-hapusin.

Masyarakat merasa geram karena banyak pejabat publik yang terlihat memiliki kekayaan tajir melintir, sementara di sisi lain, banyak rakyat kecil yang masih hidup dalam kemiskinan. Para pejabat publik tajir melintir ini dianggap sebagai oknum yang memperkaya diri sendiri atau memperkaya 'gengnya'. Oleh karena itu, masyarakat merasa perlu memberikan kritik dan nyinyiran terhadap perilaku para pejabat publik ini.

Namun, situasi ini tidak bisa dianggap sepele dan perlu diatasi dengan serius. Selain Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau SPBE yang baru-baru ini digulirkan untuk percepatan pelayanan publik dan pencegahan korupsi, pemerintah perlu mengambil tindakan lain yang efisien dan efektif untuk mendeteksi gejala penyimpangan pejabat negara yang memperkaya diri atau memperkaya 'gengnya'.

Salah satu tindakan yang perlu diambil adalah dengan menerapkan sistem peringatan dini atau meningkatkan kepekaan terhadap gejala yang menyimpang. Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bekerja sama dengan lembaga terkait untuk mencegah adanya perbuatan yang merugikan keuangan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun