Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jelaga

20 April 2024   18:01 Diperbarui: 20 April 2024   18:03 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Jelaga


Di hati gelap tercipta,
Butiran arang, halus dan lunak,
Dari asap lampu menyapa,
Celaga, warna hitam yang menyelam."
Jelaga, debu hitam yang menari di udara,
Sisa dari api yang telah padam dan terkubur.
Menempel di dinding, di langit-langit, dan di wajah manusia,
Menjadi pengingat akan kehangatan api yang telah berlalu.

Jelaga, simbol dari duka dan kesedihan,
Membawa kenangan akan kehilangan dan kehancuran.
Namun, di balik kegelapannya, ada juga keindahan yang tersembunyi,
Seperti lukisan abstrak yang tercipta dari sapuan arang.

Jelaga, saksi bisu dari perjalanan waktu,
Menyaksikan peradaban yang bangkit dan runtuh.
Menyerap cerita-cerita dari masa lampau,
Dan menyimpannya di dalam butiran-butirannya yang halus.

Jelaga, bahan yang sederhana namun penuh makna,
Dapat menjadi inspirasi bagi seniman dan penyair.
Mengajarkan kita tentang keindahan yang tersembunyi di balik kegelapan,
Dan tentang kekuatan untuk bangkit dari abu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun